ًNapak Tilas PONDOK PESANTREN BERON & KIYAHI HAJI SHOOLIHUN AFFANDII
(Hasil Wawancara Dengan Pelajar SMPN 2 Rengel Tahun 2018).
Tahukah Kalian tentang PINTU GERBANG jalan depan KUD Beron yang mengarah ke MIN Rengel/MIN 2 TUBAN bernama Jalan Pondok Beron ?
Tentu ada yang bertanya, mengapa jalan tersebut dinamakan Jalan Pondok Beron? Apakah hanya sekedar nama saja? Atau memang ada Pondok Pesantrennya ? Bilamana memang ada, mana dong PESANTRENNYA kok hanya ada MASJID yang dikelilingi oleh TELAGA, PAUD AL BIRRU, ROUDLOTUL ATHFAAL AL BIRRU dan M8N 2 TUBAN ? Simak kisah di bawah ini baik-baik, jiscaya akan tahu jawabannya ... !
Di Dusun Beron, Desa PUNGGULREJO, Kecamatan RENGEL, kabupaten TUBAN, Propinsi JAWA TIMUR dulu ada sebuah Pondok Pesantren yang berlokasi di Sekitar MASJID AT TAQWAA BERON (MIN 2 Tuban). Itulah kenapa pertigaan jalan Beron sebelah barat dinamakan jalan Pondok Beron. Pondok Pesantren Beron ini pada masa berdirinya hingga masa jayanya telah menjadi rujukan Masyarakat Rengel (bahkan Tuban) dalam meminta fatwa. Pondok Pesantren ini didirikan oleh seorang Kiyai dari JAWA TENGAH namun msngalir darah ADIPATI TUBAN RADEN ARYO RONGGOLAWE lewat Pangeran Diponegoro & Sultan Hamengkubuwono I. Beliau adalah Kiyahi Haji Sholihun Affandi Rohimahullah. Siapakah Kiyahi Haji Sholihun Affandi? Bagaimana kisah hidupnya? Pelajaran apa yang bisa dipetik dari napak tilas beliau? Di sini sebagian cucu kandung beliau bernama ZAKARIYA AL ANSHOORII yang biasa dipanggil dengan SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 atau disingkat dengan panggilan SUHU akan mengisahkan berdasarkan VERSI YANG DIKETAHUINYA & DIPAHAMINYA.
A. Nasab Silsilah Mbah Kyahi SHOLIHUN AFFANDII
Bilamana kok berisikan NASAB SILSILAH perlu dipahami bahwasanya ini semata-mata menayangkan cuplikan asal-usul yang bersifat DUNIAWII yang jauh dari UNSUR MEMBANGGAKAN DIRI. Adapun urusan UCHROOWII, maka SEMUA TOKOH YANG DIKISAHKAN DI SINI BESERTA ANAK CUCU KETURUNANNYA TERASUK SUHU INI BELUM TAHU," APAKAH KELAK KE SYURGA ATAUKAH KE NERAKA ? NAMUN SANGAT BERHARAP BISA MASUK SYURGA SELAMANYA SEMOGA KAMI SEBAGAI KELOMPOK HAMBA ALLOOH SWT YANG BERIIMAAN, BERISLAAM, BERIHSAAN & BERTAQWAA DALAM ARTI YANG SEBENARNYA. ALLOOHU AKAR ! AAMIIIIIIN YAA ROBBAL 'AALAMIIIIIIN 41x.
Yang jelas, KAMI merupakan anak cucu keturunan NABIYUULLOOH ABUL BASYAR ADAM & UMMIL BASYAR HAWWAA" 'ALAIHIMAS SALAAM. Hanya saja, tsntu ada jalur kisah cuplikan percabangannya dari mana jalurnya hingga tembus kepada beliau herdua. K.H SHOOLIHUN AFFANDII merupakan putra ke 3 (9 BERSAUDARA) dari K.H HASAN MUNTHOLIB, di Merden, Purwongoro, Banjarnegoro,Jawa Tengah dari 9 BERSAUDARA yang merupakan anak cucu dari Demang Merden waktu itu yang bernama Raden Mas SUTOWIJOYO, yang .merupakan anak cucu dari Pangeran Diponegoro & Sultan Hamengkubuwono I pendiri kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat serta Keraton Solo. Jikalau terus ditelusuri ke atas masih anak cucu keturunan dari Kerajaan (Mataram ISLAAM, Pajang, Demak Bintoro, Mojopahit, Singosari, Prabu Airlangga hingga ke muara Dinasti atau Wangsa SYAILENDRA (Kerajaan SRIWIJAYA Palembang) & SANJAYA (Kerajaan Hindu Mataram & Sunda) serta RATU SHIMA dari Kerajaan Kalingga (Blora, Jawa Tengah).
B. Adakah kaitan antara K.H. SHOOLIHUN AFFANDII dengan Kabupaten Tuban yang masa lampau bernama Kambang Putih ?
Sangat terkait. Apabila dikaitkan dengan Kabupaten Tuban, maka K.H SHOOLIHUN AFFANDII merupakan anak cucu keturunan dari Adipati Tuban RADEN ARYO RONGGOLAWE melalui jalur NYAI AGENG MANILO CONDROWATI binti NYAI ADIPATI ARYO TEJO II (SAYYID 'ABDUR ROHMAN) dengan suami bernama SUNAN AMPEL RADEN ROHMAT (Surabaya) bin SYAICH IBROHIM ASMOROQINDI (Gesikharjo, Palang, Tuban) bin SYAICH JUMADIL KUBROO (Trowulan, Mojokerto).
NYAI AGENG MANILO CONDROWATI (MBAKYU KANDUNG ADIPATI WILWO TIKTO SANG AYAH dari SUNAN KALIJOGO) binti NYAI ADIPATI ARYO TEJO II binti ADIPATI ARYO TEJO I (ARUO DIKORO) bin ADIPATI ARYO LENO bin ADIPATI ARYO SIROWENANG bin ADIPATI ARYO SIROLAWE bin ARYO RONGGOLAWE (ADHIKORO). RONGGOLAWE merupakan ADIPATI pertama TUBAN i era KERAJAAN MOJOPAHIT awal berdirinya yakni RAJA RADEN WIJOYO.
C. Adakah kaitan antara K.H. SHOLIHUN AFFANDII dengan Kadipaten GUMENGGENG alias LUMAJANG TENGAH sekitar SMAN 1 RENGEL dan sekaligus cikal bakal lahirnya nama Tuban ?
C. Adakah kaitan antara K.H. SHOLIHUN AFFANDII dengan Kadipaten GUMENGGENG alias LUMAJANG TENGAH sekitar SMAN 1 RENGEL dan sekaligus cikal bakal lahirnya nama Tuban ?
Sangat terkait. NYAI AGENG MANILO CONDROWATI (MBAKYU KANDUNG ADIPATI WILWO TIKTO SANG AYAH dari SUNAN KALIJOGO) binti NYAI ADIPATI ARYO TEJO II binti ADIPATI ARYO TEJO I (ARUO DIKORO) bin ADIPATI ARYO LENO bin ADIPATI ARYO SIROWENANG bin ADIPATI ARYO SIROLAWE bin ARYO RONGGOLAWE (ADHIKORO). RONGGOLAWE bin NYAI AGENG LANANG JOYO (Isteri ADIPATI ARYO WIROROJO bin PENDETA BRAHMA MANIK ANKERAN di SUMENEP, MADURA) binti RADEN ARYO DANDANG WACONO (pendiri nama TUBAN) bin ARYO DANDANG MIRING di LUMAJANG TENGAH (JENU) bin RADEN ARYO BANGAH (di LUMAJANG TENGAH, GUMENGGENG yang kini dikenal dengan DUSUN GUMENG sekitar SMAN 1 RENGEL) bin RADEN ARYO RANDU KUNING (di LUMAJANG TENGAH, JENU) bin RAFEN ARYO METAHUN (PASUNDAN/SUNDA) bin PRABU BAJARANSARI (PASUNDAN/SUNDA) bin PRABU MAHESA TRANDEMAN/KUDA LALEAN (di KERAJAAN KAHURIPAN, SIDOARJO yang kalah PERANG SAUDARA melawan KERAJAAN KEDIRI & mengungsi menetap di PASUNDAN/SUNDA). Beliau cucu kandung Generasi II PRABU AIRLANGGA, KAHURIPAN, SIDOARJO.
D. Keluarga Besar K.H. SHOOLIHUN AFFANDII
Beliau menikah dua kali. Kedua istri beliau bernama SITI FATHIIMAH. Istri pertama dikenal dengan nama SITI FATHIIMAH AWWAL/UULAA (Awwal/UULAA adalah nama tambahan untuk membedakan dengan nama istri kedua).
SITI FATHIIMAH AWWAL/UULAA binti K.H. SYIHAABUDDIIN (Kauman Rengel) bin K.H. SYUHADAA"(Kauman Rengel) bin NYAI LURAH bin KIYAHI PENENGAH bin KYAHI CHOOTIB TENGAH bin K.H. 'ABDUL JABBAR (Nglirip, Jojogan, Tuban) bin K.H. AHMAD bin PANGERAN SAMBU LASEM SAYYID 'ABDUR ROHMAN bin PANGERAN BENOWO bin JOKO TINGKIR SULTAN HADIWIJOYO (Kerajaan Pajang). Singkat kata hingga silsilahnya saling bertemu dengan K.H SHOLIHUN di ADIPATI ARYO RONGGOLAWE TUBAN (Adipati pertama Tuban Era RAJA RADEN WIJOYO MOJOPAHIT) yang merupakan anak cucu PRABU AIRLANGGA lewat PRABU TRANDEMAN/KUDA LALEAN di Kerajaan Kahuripan, Sidoarjo.
Adapun isteri K.H. SYIHAABUDDIIN merupakan sebagian anak kandung dari WEDONO RENGELpada waktu itu yang di masa silam biasa dipanggil MBAH DEN BEI TONDO di KAUMAN, RENGEL yang di kemudian hari ditempati MBAH H. 'ABDUR ROHMAAN.
Dari istri pertama Mbah Yahi SHOOLIHUN dikaruniai putra putri 8 orang di mana anak pertama PEREMPUAN dan wafat waktu kecil hingga tinggal 7 orang yaitu :
1. Kyahi ZAINAL 'ABIDIIN di Ngerong Rengel yang menurunkan BAPAK ADIB & SAUDARANYA.
2. SITI BANDIYAH dengan suami K.H. MU'THII dari Ngaglik, Palang, Tuban. dimakamkan di THOWISO. Menurunkan 4 orang yakni :
1. KYAHI HAJI YAHYA di Jenu, Tuban. Dimakamkan di JENU.
2. SITI FATHIIMAH Magersari, Plumpang dengan suami MUSTAJAB. Beliau merupakan Ibundanya BAPAK ZAENAL MUTTAQIIN, Guru Pendidikan Agama ISLAM SMPN 1 Rengel. Istrinya bernama Bu MU'AWWANAH binti NYAI MALIKI (SITI SALMAH) yang merupakan cucu generasi II dari Mbah H. 'ABDUR ROHMAN, Kauman Rengel bin K.H. SYIHAABUDDIIN, Kauman, Rengel.
2. SITI FATHIIMAH Magersari, Plumpang dengan suami MUSTAJAB. Beliau merupakan Ibundanya BAPAK ZAENAL MUTTAQIIN, Guru Pendidikan Agama ISLAM SMPN 1 Rengel. Istrinya bernama Bu MU'AWWANAH binti NYAI MALIKI (SITI SALMAH) yang merupakan cucu generasi II dari Mbah H. 'ABDUR ROHMAN, Kauman Rengel bin K.H. SYIHAABUDDIIN, Kauman, Rengel.
3. KIYAHI 'IMROON Beron dimakamkan di THOWISO. Suami dari IBU MAR'AH binti NYAI JAILAN yang merupakan Cucu Generasi II dari Mbah H. ABU THOOLIB (anak cucu Mbah THOWISO Beron) termasuk Ibunda SUHU & Saudaranya.
4. NYAI UMMI HANIK dengn Suami K.H. AHMADI (keponakan K.H. 'ARWANII KUDUS). Pengasuh Pesantren Putri Hifzdul Qur'aan Kali Gunting, Kudus, 1 km dari MAKAM SUNAN KUDUS.
4. NYAI UMMI HANIK dengn Suami K.H. AHMADI (keponakan K.H. 'ARWANII KUDUS). Pengasuh Pesantren Putri Hifzdul Qur'aan Kali Gunting, Kudus, 1 km dari MAKAM SUNAN KUDUS.
3. Kyahi SOEBAKIR AFFANDI (penerus pengasuh Pondok Pesantren Beron generasi II) yang menurunkan SITI 'ASIYAH, SITI AMINAH & MOHAMMAD AFFANDII.
4. Kyahi MAKMUR di Tasikmadu, Tuban yang merupakan ayah dari SUHU & Saudaranya. Ibunda SUHU bernama SITI SYAFUROH binti NYAI SITI MASYRIFAH binti H. 'ABDUR ROHMAN, Kauman, Rengel yang merupakan cucu lambung dari NYAI SITI FATHIMAH AWWAL/UULAA & keponakan kandung dari NYAI SITI FATHIIMAH TSAANII.
5. Bapak BAYYINAN FAHRUR ROOZII yang menurunkan anak tunggal semata wayang yakni IBU MASNI'ATUN dengan suami K.H. AHMAD ZUHDI bin KIYAHI YASA" (Imaam Masjiid At Taqwaa Beron). Istrinya bernama SITI MASHFUUFATIN binti SITI MASJIIDAH binti H.'ABDUR ROHMAAN
6. Bapak JAWAHIR HARIYONO di Tuban, pensiunan BAGIAN KEUANGAN PEMDA Tuban yang menurunkan dokter MAHMUD di Padangan & Saudaranya.
7. Bapak BADAR SUNARYO yang tinggal di Desa Ngino (satu-satunya putera yang masih hidup dari NYAI SITI FATHIMAH AWWAL). Beliau menurunkan GUS 'IRFAN, Cumpleng, Ngino & Saudaranya.
Setelah istri pertama wafat, Mbah Yai SHOOLIHUN menikah lagi dengan NYAI SITI FATHIMAH yang merupakan keponakan istri pertama. Istri yang kedua biasa dipanggil SITI FATHIMAH TSAANII (Tsaani artinya yang kedua) merupakan putri dari H. 'ABDUR ROHMAAN Kauman Rengel (kakak dari istri pertama).
Dari NYAI SITI FATHIMAH TSAANII lahir putra-putri 5 orang yang bernama :
8. NING SITI BADII'AH wafat waktu kecil.
9. Drs. H.ABU NAZARUDDIN (mantan Kepala MAN 1 Tuban & PENGAWAS SEKOLAH KARESIDENAN MALANG) di Sengkaling, Malang dekat UNMUH. Beliau inilah yang menghibahkan tanah warisannya untuk tambahan GEDUNG MIN 2 RENGEL bagian deret selatan & PAUD AL BIRRU BERON yang berdekatan dengan tempat tinggal SUHU ZAKARIYA.
10. GUS ZAINUDDIN. Wafat di usia 15 tahun). Dimakamkan di THOWISO.
11. Drs. H. ZAINUR ROHMAT di Sumber Pasir, Tumpang, Malang. Pensiunan Guru Pendidikan Agama Islam, Kepala Sekolah SD, Pengawas SD, Dosen UNMUH Malang.
12. SITI JUWARIYYAH. Istri Kyahi Haji KHOIRON 'IMROON di Jatirogo, Tuban. Mendirikan YAYASAN PENDIDIKAN AR ROHMAH JATIROGO.
Usut punya usut, ternyata jalur sileilah MBAH YAI SHOLIHUN bertemu dengan silsilahnya MBAH THOWISO melalui jalur Istri SUNAN BEJAGUNG LOR yakni MBAH YAI ASY'ARI yang merupakan keturunan ADIPATI ARYO RONGGOLAWE TUBAN.
E. Hubungan Mbah Kyahi SHOLIHUN AFFANDI dengan Para Kyahi Langitan
Beliau, Dua Istrinya & Pesantren Beron ada bubungan yang sangat kuat yakni :
1. Sebagai hubungan Murid dengan Gurunya, Santri dengan Kiyahinya di Langitan yang pada saat itu diasuh oleh Sahabatny ketika menjadi santri MBAH KIYAHI KHOLIL SEPUH Bangkalan, Madura.
2. Sebagai mata rantai jalur silsilah mata rantai KEILMUAN ISLAM lewat Para Gurunya yakni Para Kiyahi di Langitan dI mana MBAH KIYAHI KHOLIL pernah menjadi SANTRI LANGITAN era K.H. SHOLIH (Kiyahi genrasi II) bin K.H. MUH. NUR (Kiyahi generasi I, Miyahi Pendiri) dan K.H. MUH. NUR berasal dari MAKAM AGUNG TUBAN.
3. Sebagai hubungan Keluarga Besar K.H. SYIHABUDDIN, Kauman Rengel karena NYAI SITI FATHIMAH AWWAL merupakan adik bungsu dari K.H. CHOZIN Langitan (menantu K.H. SHOLIH) bin K.H. SYIHANUDDIN, Kauman Rengel. Beliau itu anak sulung dari Mbah Kiyahi SYIHABUDDIN. Lalu NYAI SITU FATHIMAH TSANI merupakan keponakan kandung dari MBAH KIYAHI CHOZIN di mana MBAH H. 'ABDUR ROHMAN sebagai adik kandungnya dan sekaligus kakak kandung dari NYAI SITI FATHIMAH AWWAL. Intinya, silsilah keluarga PESANTREN LANGITAN dari KIYAHI PERTAMA hingga saat ini dan seterusnya saling bertemu di jalur silsilah yang sama sebagaimana yang telah diuraikan di atas. K.H. 'ABDULLOOH FAQIH & NYAI K.H. MARZUKI ZAHID merupakan cucu kandung dari MBAH KIYAHI CHOZIIN.
F. Perjalanan Menuntut Ilmu
Belum diketahui secara detail bagaimana kehidupan Mbah Yahi SHOLIHUN sewaktu kecil karena kurangnya informasi dan data. Sebagian informasi yang diketahui. Sejak kecil hingga umur 10 tahun beliau hidup bersama keluarganya di Merden. Ada kisah menarik pada saat beliau berusia 10 tahun, pada saat itu Mbah Yahi SHOLIHUN kecil dinyatakan hilang. Keluarga sudah melakukan pencarian kemana-mana tetapi tidak diketemukan. Hingga beberapa tahun berlalu, terdengarlah kabar bahwasanya beliau “NGENGER” (ngabdi dalem) dan nyantri kepada MBAH KIYAHI KHOLIL SEPUH Bangkalan, Madura hingga usia cukup tua. Mbah KIYAHI KHOLIL SEPUH merupakan Guru dari Para Ulama Besar di Indonesia termasuk Guru dari pendiri Muhammadiyah dan NU.
Jikalau dilihat dari usianya, diperkirakan Mbah Yahi SHOOLIHUN semasa dengan K.H. AHMAD DAHLAN (Pendiri MUHAMMADIYAH) dan K.H. HASYIM ASY'ARI (Pendiri NU) sewaktu nyantri di Mbah Kiyahi KHOLIL SEPUH. Bisa jadi usianya sama dengan kedua TOKOH BESAR tadi atau di bawahnya.8.
Setelah selesai ngangsu ilmu dari Syaichunaa Mbah Yai CHOLIIL SEPUH Bangkalan, MADURA, MBAH YAI SHOOLIHUN MUDA melanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Langitan Tuban. Beliau melanjutkan nyantri ke Langitan atas saran dari Gurunya yakni Syaichunaa Mbah Yai CHOLIIL SEPUH Bangkalan.
Selama di Langitan, beliau dikenal sebagai orang yang alim, hingga beliau dipercaya menjadi Lurah Pesantren Langitan (semacam Ketua OSIS kalau di sekolah zaman sekarang). Ketika menimba ilmu di Langitan ini, beliau berguru ILMU ALAT NAHWU SHOROF kepada K.H. KHOZIIN yang sekaligus menjadi sahabatnya. Karena dikenal dengan kealimannya, beliau dinikahkan dengan adik dari K.H. CHOZIIN yang terachir/ bungsu).
Keilmuan MBAH YAI SHOLIHUN yang cukup luas dan mendalam, tidak terlepas dari semangatnya menuntut ilmu & karunia dari ALLOOH SWT semata.. Bagaimana tidak, pada zaman di mana Indonesia masih terjajah, belum banyak kendaraan, hutan belantara masih terbentang luas, di usianya yang baru menginjak usia 10 tahun beliau menempuh perjalanan yang sangat jauh ke Bangkalan, Madura untuk menuntut ilmu pada Ulama yang yangat disegani di Nusantara. Semangat itulah yang patut dicontoh generasi muda saat ini dalam menuntut ilmu. Selain semangatnya, keberadaan guru-guru hebat juga sangat berperan dalam menentukan kedalaman ilmunya. Di antara guru-guru beliau yang berperan penting dalam perjalanannya menuntut ilmu adalah Ayah beliau sendiri yaitu K.H. HASAN MUNTHOOLIB MERDEN, PURWONEGORO, BANJARNEGARO kemudian Ulama hebat K.H. CHOLIIL SEPUH Bangkalan, Madura, lalu K.H. KHOZIIN yang sekaligus menjadi sahabatnya & KAKAK IPARNYA.
G. Mendirikan Pondok Pesantren Beron
Selepas menuntut ilmu dari Langitan dan menikah, MBAH YAI SHOOLIHUN tidak langsung mendirikan Pondok Pesantren, tetapi pulang ke rumah mertua beliau di Kauman Rengel. Di situ beliau mengajar mengaji di MUSHOLLA MERTUANYA. Saat itu, sahabat beliau saat menjadi SANTRI LANGITAN yang bernama H ABUU THOOLIB (keturunan MBAH H. THOHA WA ISA “THOWISO” lewat jalur IBUNDANYA binti PETINGGI/KEPALA DESA PUNGGULREJO saat itu yang kantornya di BERON KIDUL dekat pertigaan P SARJU) menawarkan tanahnya di Beron dekat telaga untuk diwakafkan dan dibangun Pondok Pesantren di atasnya. Mendapatkan tawaran tersebut tidak serta merta langsung didirikan Pondok Pesantren, sebab di daerah tersebut dikenal sangat angker yakni TANAH GONG LIWANG LIWUNG. SOPO SIRO SOPO INGSUN, JALMO MORO JALMO MATI. Saat penyerahan TANAH WAKAF tersebut dilakukan di bawah kendali PETINGGI saat itu yakni ADIK dari MBAH BUYUT ABUU THOOLIB yang bernama PETINGGI KASTUR yang merupakan KAKEK KANDUNG PETINGGI ROHMAT. Karena itu SUHU memanggul PAKLIK ROHMAT (PAKLIK MINDOAN).
Oleh karena itu, sebelum didirikan Pondok Pesantren pada tanah tersebut, MBAH YAI SHOLIHUN melakukan “penetralisiran” makhluk-makhluk ALLOOH SWT dari Bangsa Jin Jahat yang sangat mengganggu. Beliau bermunajat kepada ALLOOH SWT memohon kepada ALLOOH SWT dengan memperbanyak dzikir dan membaca ayat-ayat suci AL QUR-AAN.
Sementara itu, di saat yang sama Istri dan anak-anak beliau beliau masih ditinggal di rumah Kauman Rengel. Ketika dirasa potensi pengganggu sudah tidak ada atau relatif lebih aman, maka MBAH YAI SHOOLIHUN mulai memboyong keluarganya ke Beron. Pada saat yang sama Pondok Pesantren Beron didirikan/diresmikan. Pada saat itu, MASJIID-nya tidak sebagus sekarang karena masih berupa BANGUNAN BAMBU yag biasa dijenal dengan nama LANGGAR/MUSHOLLA. Selama beliau hidup bilamana JUM'ATAN selalu mengajak PARA SANTRINYA ke MASJIID SELATAN/BETON KIDUL. LANGGAR/MUSHOLLA berubah menjadi MASJIID di ERA KEPENGASUHAN KIYAHI SOEBAKIR AFFANDII.
َُُُBelum diketahui secara pasti kapan pondok tersebut didirikan. Menurut SUHU ZAKARIYA, Pondok Pesantren Beron berdiri sekitar tahun 1927 atau 1929. Pada saat itu Belanda masih berkuasa dan menjajah Indonesia, termasuk wilayah Tuban. Banyak di antara pejuang yang meminta perlindungan kepada beliau dari kejaran Pasukan Belanda. Adapun tulisan tahun 1942 di atas MIHROOB MASJIID sebelum dipugar sebagaimana tampilan Majid saat ini merupakan tahun pemugaran. Namun kini tulisan tersebut sudah musnah bin lenyap. Dalam perlawanannya terhadap Belanda, MBAH YAI SHOOLIHUN memilih jalan diplomasi untuk melindungi Para Pejuang.
Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Beron dibangun dengan bangunan seadanya dari bambu. Para Santri dari berbagai daerah (terutama dari Tuban) mulai berdatangan. Hingga akhirnya pesantren Beron menjadi terkenal hingga menjadi rujukan Pemerintah Kabupaten Tuban untuk meminta fatwa-fatwa MBAH YAI SHOLIHUN. Para Santrinya tersebar kemana-mana. Di antara Santri beliau yang terkenal adalah K.H. NUR HASYIM dekat Pasar Sokosari.
H. MBAH YAI SHOLIHUN dan Legenda Gua Ngerong
Dalam rangka menetralisir kekuatan jahat di tanah Pondok Pesantren Beron dan sungguh begitu kuatnya dan beratjya, maka beliau bersama dua sahabatnya dari Rengel yakni MBAH SHOOLIH & MBAHNYA BAPAK HAMBALI (Suami Ibu SITI JUMIATI, rumah depan seberang jalan SMPN1 RENGEL) melakukan CHOLWAT 'UZLAH di Gua Ngerong Rengel dengan cara memperbanyak DZIKIR, WIRID, DO'A, BACA AL QUR-AAN & SHOLAWAT NABI yang dikemas sedemikianrupa serta mengurangi makan, minum & istirahat.
Untuk MBAH YAI SHOLIHUN memang ingin menambah kekuatannya dengan full mendekatkan diri kepada ALLOOH SWT guna menetralisir Pesantren Beron. Ini diperkirakan sebelum memboyong Istri dan Anak-Anaknya ke Beron. Untuk dua sahabatnya entah apa tujuannya ?
Hasilnya, setelah 40 hari 40 malam mereka RIYAADLOH di Gua Ngerong, ternyata yang sukses hanyalah MBAH YAI SHOLIHUN & KAKEKNYA BAPAK HAMBALI sukses dan kembali pulang ke tengah-tengah Keluarga, sedangkan MBAH SHOLIH hilang tidak berbekas dari tempatnya CHOLWAT 'UZLAH. Para penduduk sekitar Rengel meyakini bahwasanya beliau gagal & masuk menjadi Penduduk Bangsa Jin di Gua Ngerong tersebut. Akan tetapi sayangnya, sebagian penduduk menyaalhartikan di mana dijadikan tempat untuk praktek kemusyrikan yakni memohon atas hajat tertentu sambil membawa sesajen tertentu di situ untuk MBAH DANYANG PENUNGGU NGERONG. NA'UUDZU BILLAAHI MIN DZAALIK !
I. MBAH YAI SHOOLIHUN & BATU ANEH PERSEGI EMPAT
Pada suatu hari beberapa Santri beliau sedang mencangkul di sawahnya yang dekat KUBURAN KIDUL/KRAMAT KIDUL/KUBURAN GEDE yang memang lebih luas daripada KUBURAN THOWISO. Pada dasarnya, KRAMAT KIDUL sebagai Kuburan Umum yan tentunya lebih luas dan Kuburan Thowiso sebagai Kuburan Keluarga THOWISO yang tentunya lebih sempit karena tanah milik pribadi beliau yang dipetuntukkan untuk Kuburan Anak Cucu Keturunannya.
Di saat asyik-asyiknya mencangkul, mereka dikejutkan adanya beberapa batu aneh persegi empat umuran besar. Lalu melapor ke MBAH YAI SHOOLIHUN & beliau meminta mereka untuk membawanya ke LOKASI PESANTREN. Meski sudah mengerahkan banyak Santri ternyata batu-batu tadi tidak bergeming sedikitpun. Lalu datanglah MBAH YAI SHOOLIHUN. Lalu beliau memnta Santrinya untuk ambil beberapa lembar janur segar. Sambil pegang janur tadi beliau berdo'a lalu kasih komando,"Ayo jalan ! Ayo jalan !" sambil memukul batu-batu tersebul dan mnggirngnya ke lokasi Pesantren.
Atas dasar mengenang riwayat Pondok Pesanten Beron dan sekaligus monumen meski sekarang tinggal nama yang jauh dari kemusyrikan sekecil apapun, 1 tahun lalu SUHU ZAKARIYA melarang keras ketika ada inisiatif akan membuangnya atau mengubur di suatu tempat demi alasan rehab tempat wudlu depan Masjid. Jikalau pindah posisi, ya dipersilahkan.
J. Karakteristik K.H. SHOLIHUN selama mengasuh Pondok Pesantrren Beron
Tidak banyak yang dikisahkan di sini. Karakterstik beliau yang terpokok :
1. Tubuhnya tidaklah besar atau kecil.
2. Tenang, kalem , sabar, penyayang, tidak banyak bicara.
3. Ahli THERAPY ILAAHIYYAH handal sehingga tamu berdatangan silih berganti baik penyakit fisik maupun psikis.termasuk tempat-tempat yang diganggu JIN JAHAT atau DIKENAL ANGKER.
4. Bilamana berdzikir lewat Wiridan, lama sekali.
K. Hubungan PESANTREN BERON dengan MASJIID AL GHOZALII KAUMAN RENGE & PESANTREN AL FALAH PUNGGULREJO.
Merupakan IKATAN LINGKARAN KELUARGA BESAR. MASJIID AL GHOZALII didirikan di masa K.H. GHOZALII yang merupakan MAS KANDUNG dari K.H. SYIHAABUDDIIN KAUMAN, RENGEL.NYAI K.H. SHOOLIHUN memanggil PAKDE GHOZALII. Beliau menurunkan di antaranya K.H. FATHUR ROHMAN BANGILAN (Ayah Kandung K.H. CHOLIILUR ROHMAAN TUBAN, Keponakan diambil menantu oleh NYAI K.H. MURTAJII TUBAN) K.H. FATHUR ROHMAAN punta adik kandung bernama K.H. TURMUDZII, KAUMAN, RENGEL. Adik kandung perempuan K.H. TURMUDZII diambil istri oleh K.H. MURTAJI, namun beliau ditembak oleh BELANDA. Dari istri pertama lahirlah di antaranya IBUNDANYA K.H. DACHOOIR & SAUDARANYA. Isteri pertama wafat, lalu menikahi ADIK KANDUNGNYA. Lalu lahirlah di antaranya ISTERI K.H. CHOLIILUR ROHMAAN, TUBAN. Di sini SUHU & SAUDARANYA memanggil kepada K.H. FATHUR ROHMAAN & SAUDARANYA dengan panggilan PAKDE ' BUDE MINDOAN. Putera Puteri mereka SUHU panggil MAS & MBAK. Para cucunya sebagai KEPONAKAN MINDOAN di mana mereka memanggil PAKLIK.
L. Meninggal, Wasiat, dan Peninggalanya.
Beliau wafat karena sudah sepuh banget pada tahun 1958 di mana terjadi BANJIR BESAR BENGAWAN SOLO di saat itu. Setelah beliau wafat, perjuangan beliau dalam mengasuh Pondok Pesantren Beron diteruskan oleh putranya yaitu K.H. SOEBAKIR AFFANDI di mana beliau ALUMNUS PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG & PONDOK PESANTREN TEBU IRENG JOMBANG di mana MBAH K.H. HAASYIM ASY'ARII & K.H. HASBULLOOH WAHHAAB merupakan SAUDARA SEPUPU atau MINDOAN dengan K.H. AHMAD CHOZIIN PONDOK PESANTREN LANGITANA dan SELURUH ADIKNYA termasuk MBAH BUYUT SUHU dari Jalur IBUNDA yakni H. 'ABDUR ROHMAAN KAUMAN RENGEL dan NENEK KANDUNG SUHU dari Jalur AYAH yakni SITI FATHIIMAH AWWAL/UULAA (NYAI K.H. SHOOLIHUN AFFANDII).
Atas kehendak ALOOH SWT, jumlah Santri semakin berkurang dan yang sudah di situ pulang atau pindah ke Pesantren lain.
Setelah KIYAHI SOEBAKIR wafat tidak ada dari keturunan MBAH YAI SHOOLIHUN yang meneruskan mengasuh Pondok Pesantren Beron. Meski beliau dan Pondok Pesantren Beron sudah tidak ada, tetapi ilmu-ilmu yang beliau ajarkan kepada Santri-Santrinya akan terus hidup di mana pahala akan terus mengalir kepada beliau sebagai pahala SHODAQOH JARIYYAH lewat ILMU YANG BERMANFAAT. Semoga demikian adanya. AAMIIIIIIN 41x.
SUHU, melanjutkan kisahnya, sebelum MBAH YAI SHOLIHUN wafat, beliau berwasiat kepada Istrinya yakni SITI FATHIMAH TSAANII yang dikisahkan langsung kepada SUHU sebelum beliau wafat.
Di antara wasiat beliau kepada Istrinya antara lain :
1. Jangan pernah tinggalkan Sholat Wajib,wiridan, dan do’anya.
2. Sempatkanlah baca AL QUR-AAN minimal sebelum tidur;
3. Jangan tinggalkan Sholat Tahajjud & Sholat Witir.
4. Saat bangun tidur maupun membuka pintu dan jendela, jangan lupa membaca TOLAK BALAK PERLINDUNGAN lewat full tawakkal kepada ALLOOH SWT dengan do’a
بسم الله الرّحمن الرّحيم . بسم الله امنت بالله و توكّلت علی الله و لا حول ولا قوّۃ الّا بالله العليّ لعظيم
Bismillaahirrohmaanir Rohiim.. Bismillaahi aamantu billaahi wa tawakkaltu 'alalloohi wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'azdiim.
Dengan menyebut nama ALLOOH yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dengan menyebut nama ALLOOH, Aku beriman kepada-NYA, & Aku berpasrah diri kepada-NYA & tidak ada daya kekuatan yg dimiliki oleh Siapapun & Apapun kecuali kesemuanya itu hanyalah berasal & milik ALLOOH YG MAHA TINGGI LAGI MAHA AGUNG.
5. Selanjutnya beliau juga berwasiat agar apapun yang terjadi dengan nasib Pondok Pesantren Beron kelak setelah wafatku, jangan pernah tinggalkan rumah tempat tinggal dan Pondok pesantren Beron serta tetaplah mengajar mengaji AL QUR-AANUL KARIIM sampai ajal menjemputmu.
Demikianlah wasiat-wasiat MBAH KIYAHI SHOLIHUN AFFANDI sebelum wafatnya yang sarat akan Nilai Keimanan, Keislaman, Keihsanan, Metaqwaan, Ilmu dan Pengabdian kepada ALLOOH SWT lewat AJARAN ISLAAM.
MBAH YAI SHOLIHUN telah wafat dan menginggalkan banyak peninggalan yang begitu bermanfaat bagi Masyarakat dan Ummat islam. Peninggalan yang paling berharga adalah ilmu yang beliau ajarkan kepada Keluarga dan Santri-Santrinya yang hingga kini tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Meski Pondok Pesantren Beron sudah tidak ada lagi, tetapi bangunan MASJID AT TAQWAA sebagai bagian dari Pondok Pesantren Beron masih berdiri kokoh dan dimakmurkan Masyarakat Sekitar untuk beribadah dan belajar sebagai Madrasah Diniyyah. Begitu juga Madrasah Hidayah ISLAAM yang beliau rintis, berubah nama menjadi Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) Rengel dan sekarang berubah lagi menjadi MIN 2 Tuban masih terus beroperasi bahkan semakin banyak murid-muridnya, di mana sebagian satu pengajarnya adalah cucu kandung MBAH YAI SHOLIHUN yaitu bapak MAFTUKHIN (PAK U'INK), adiknya SUHU. Selain itu, tanah yang sekarang di atasnya dibangun MAN Rengel dan PAUD Beron adalah hasil peninggalan beliau lewat puteranya yakni KYAHI SOEBAKIR AFANDII yang saat itu Drs. H. ABU NAZARUDDIN sebagai KEPALA SEKOLAHNYA di mana pada saat itu MAN RENGEL alias MAN 2 TUBAN masih MAN FILIAL MAN 1 TUBAN.
Demikian kisah napak tilas dari seorang 'Ulamaa" yang sangat berjasa menyebarkan ILMU-ILMU ISLAM di dusun BERON BLOK TELAGA BERON, desa PUNGGULREJO, kecamatan RENGEL, kabupaten TUBAN, propopinsi JAWA TIMUR. Meski beliau telah tiada semoga ilmu yang beliau ajarkan adalah ilmu yang bermanfaat bagi Kita terutama Generasi Muda yang sudah semakin jauh dari ISLAAM.
Semoga perjuangan beliau dalam menuntut dan menyebarkan ilmu iSLAAM bisa menginspirasi Kita semua untuk lebih giat dalam belajar dan mendalami ISLAM beserta pengamalannya. Aamiiiiiin 3x.
0 Comments:
Post a Comment