Hidangan Mata

Keterangan: Silahkan ganti tulisan berwarna merah dengan Url alamat blog anda. Pengaturan di atas berfungsi layaknya widget Recent Posts. Jika ingin menampilkan artikel-artikel berdasarkan label tertentu, anda bisa ganti kode false (ditandai warna hijau) dengan label (kategori) pilihan di blog anda. Contoh: tagName:"Kesehatan" 10000 (warna biru) untuk kecepatan pergerakan slider. Anda bisa merubahnya agar lebih cepat atau lebih lambat. Misal ganti menjadi 8000 agar lebih cepat atau 12000 agar lebih lambat, dst. 5. Jika sudah diatur semuanya, silahkan simpan dan lihat hasilnya. Kalau anda menghendaki agar tampilan slider ini hanya muncul di tampilan beranda (home) blog saja, silahkan baca postingan saya berikut ini: Cara Menyembunyikan atau Memunculkan Widget Hanya pada Tampilan Beranda Blog. Demikian. Semoga bermanfaat. Labels: Blogging Thanks for reading Cara Mudah Membuat Slider (Slide Show) Keren di Blog, Cukup Satu Langkah. Please share...!

Monday, 15 March 2021

Sekelumit Kisah Arsitek Masjid Modern Masjidul Haroom & Masjidun Nabawoi

 *السلام عليكم و رحمة الله و بركاته*

*Renungan Bersama* ... 🧘‍♂️😭🙏🇲🇨🕋❤️💥⭐

💥#ManusiaManusiaLangit⭐*

Bismillaah...

Pria yg mendesain Masjidul Haroom Makkah & Masjidun Nabawii Madiinah adalah seorang insinyur dan arsitek Mesir yg lebih suka menjauh dari pusat perhatian publik, tidak diketahui banyak orang..


*Dia adalah Muhammad Kamal Ismaa'iil (1908-2008)*


Dia adalah:

Orang termuda dalam sejarah Mesir yg memperoleh ijazah sekolah menengah,


Orang termuda yg mendaftar di Royal School of Engineering dan yg menjadi wisudawan termuda,


Orang termuda dikirim ke Eropa utk mendapatkan 3 gelar doctor dalam Arsitektur Islam,


Orang termuda yg mendapatkan "Syal Nil" dan "Pangkat Besi" dari Raja Saudi Arabia.


Dia adalah insinyur pertama yg melakukan perencanaan dan implementasi proyek perluasan Masjidul Haroomain (Makkah dan Madiinah).


Dia menolak menerima bayaran untuk desain teknik dan pengawasan arsitekturalnya, meskipun ada upaya dari Raja Fahd dan perusahaan Bin Laden untuk membayar berapapun yang dia tuliskan dalam selembar cek.


Ketika dia mengembalikan cek kosongnya, dia mengatakan kepada Bakar Bin Ladan: "Mengapa saya harus menerima uang (untuk pekerjaan saya) di 2 Masjid Suci (Makkah & Madiinah), bagaimana saya akan menghadapi ALLOOH (pada Hari Pengadilan nanti?)."


Dia menikah pada usia 44 tahun, istrinya melahirkan seorang putera, tetapi kemudian meninggal, dan setelah itu ia tetap melajang dan mengabdikan seluruh waktunya untuk menyembah ALLOOH sampai ia wafat.


Dia melebihi 100 tahun waktu yang dihabiskannya untuk melayani 2 Masjid Suci tersebut dan jauh dari pusat perhatian media massa, ketenaran dan uang.


Jenius ini memiliki kisah yang luar biasa mengenai marmer (karya) Masjidul Haroom, karena ia ingin menutupi lantai Masjidul Haroom bagi mereka yg melakukan thowaf, dan marmer khusus utk menyerap panas, dan marmer ini hanya ada di gunung kecil di Yunani.


Dia melakukan perjalanan ke Yunani dan menandatangani kontrak untuk membeli marmer dalam jumlah yg banyak untuk Masjidul Haroom (marbling), yakni hampir setengah dari gunung marmer itu.


Dia menandatangani perjanjian dan kembali ke Makkah, sampai marmer putih itu tiba di Makkah. Memulai dan mengawasi proses  pemasangan marmer putih di lantai Masjidul Haroom di Makkah sampai selesai.


Setelah 15 tahun, pemerintah Saudi memintanya kembali untuk menggunakan jenis marmer yg serupa agar dipasang di Masjidun Nabawii di Madiinah.


Insinyur Muhammad Kamal berkata, "Ketika Raja meminta untuk menggunakan jenis marmer yang sama untuk Masjidun Nabawii, saya sangat bingung, karena hanya ada 1 tempat di bumi ini yang terdapat  marmer jenis ini yaitu Yunani, dan saya sudah membeli 1/2 dari  deposit marmer yang ada di gunung tersebut."


Lantas Kamal pergi ke perusahaan yg sama di Yunani dan bertemu CEO, dan bertanya kepadanya tentang deposit marmer yg tersisa. CEO mengatakan bahwasanya setengah deposit marmer itu telah dijual segera setelah Kamal pergi 15 tahun yg lalu.


Kamal menjadi sangat sedih. Kamal meninggalkan pertemuan, dan ketika meninggalkan kantor mereka, dia bertemu dengan Sekretaris Kantor dan memintanya untuk mencari informasi  keberadaan orang yg telah membeli sisa deposit marmer itu.


Sekretaris Kantor mengatakan bahwasanya hal itu akan sulit diketahui jikalau tidak membuka arsip karena proses bisnis nya telah berlalu begitu lama. Atas permintaan Kamal, dia berjanji untuk mencari datanya di arsip. Kamal memberikan alamat dan nomor kamar hotelnya, serta berjanji akan mengunjungi kembali keesokan harinya.


Pada hari berikutnya, beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal menerima panggilan telepon dari sekretaris yg mengatakan bahwasanya dia telah menemukan alamat pembeli, lantas Kamal menuju kantor yg dimaksud, ternyata pembelinya sebuah perusahaan di Saudi Arabia.


Kemudian Kamal terbang ke Arab Saudi pada hari yg sama dan pada saat kedatangan, dia langsung pergi ke kantor perusahaan tersebut dan bertemu dengan Direkturnya, dan bertanya kepadanya apa yang telah dia lakukan dengan marmer yang dia beli bertahun-tahu  lalu dari Yunani. 


Direktur itu berkata, dia tidak ingat. Dia menghubungi bagian stok (perusahaan) dan bertanya kepada mereka tentang marmer putih dari Yunani dan mereka mengatakan kepada nya bahwa semua marmer masih ada, tidak pernah digunakan.


Kamal mulai menangis seperti bayi, dan selanjutnya menceritakan kisah lengkapnya kepada pemilik perusahaan.  


Kamal menyodorkan cek kosong (tanpa menulis besaran nilai transaksi) kepada pemilik marmer, dan memintanya menuliskan jumlah yang inginkan, berapa pun besarnya.


Ketika Pemilik marmer mengetahui bahwa marmer itu untuk pembangunan Masjidun Nabawii di Madiinah, dia berkata: "Saya tidak akan menerima 1 Riyal pun. ALLOOH yang membuat saya membeli marmer ini dan melupakannya, itu artinya marmer ini memang sudah ditakdirkan oleh ALLOOH  harus digunakan untuk Masjidun Nabawii."


Semoga ALLOOH memberkati Kamal tempat tertinggi di Jannah, aamiin.


Ditulis oleh:

Dr. Zaglool An Najjaar, seorang Ilmuwan Bumi,

diambil dari fb sahabat saya Ustaad Yani Fahriansyah

0 Comments:

Post a Comment