HARTABUTA :
Sabtu, 21-12-2024.
Edisi Full Version
Deskripsi :
- Rabu Legi, 2-5-2012/ 10 Jumaadil Aachir 1433 H jam 08.00 WIB memasukkan Berkas Permohonan Lolos Mutasi ke Tuban ke Bupati Probolinggo lewat Kantor DEPDIKNAS Kraksaan.
- Kamis Pahing, 3-5-2012, 11 Jumaadil Aachir 1433 H memasukkan Berkas Permohonan Diterima Mutasi ke Bupati Tuban lewat Kantor DEPDIKNAS DISPORA Tuban.
- Jam 09.45 WIB sampai di Rumah Beron dan bertemu Ibunda.
- Jam 10.00 WIB menemui Paklik Abu Nazaruddin di selatan rumah 2 meter sedang meninjau Pondasi PAUD AL BIRRU.
- Lalu tanpa rencana & settingan sebelumnya terjadi Dialog Panjang SUHU Dengan Paklik Abu Nazaruddiin & ditutup dengan datangnya Do'a Restu Beliau Terkait PP. Beron Era Mbah Kakung KH. Shoolihuuun Yang Terapkan Fiqih 4 Madzhab Terutama Madzhab Syaafi'ii.
- Lalu disusul Do'a Restu Paklik Zainur Rohmat Sang Adik Beliau pada 10-5-2020 M setelah selama 7 hari berurutan sebelumnya Beliau banyak bertanya tentang Liku-Liku Sejarah Pondok Pesantren Beron termasuk Setatus Tanah Wakaf & Seluruh Tanah Keluarga yang 100 ℅ bukanlah Hadiah dari Pemerintah Belanda.
BAGIAN I. MUQODDIMAH
1. Selama 3 tahun berturut-turut yakni tahun 2008/2009 - - 2010/2011 Ibunda sering sakit & sembuhnya lewat Sentuhan Tangan SUHU atas Qudroh Iroodah ALLOH SWT :
* Terpaksa 3-7 hari ijin tidak masuk kerja.
* Ujung tahun ke 3, penyakitnya yang suka pindah tempat berada di perutnya. .
* Jadinya kewalahan. Biasanya 3-7 hari sudah sembuh dan sangat terpaksa Ijin Tidak Masuk Kerja 14 hari karena di hari ke 14 Ibunda baru sembuh.
2. Di tahun ke 3 tsb. saat Ibunda sembuh, sempat berkata,"Kamu Anaknya Negara, mengabdi ke Bangsamu Bangsa Indonesia lewat Abdi Pemerintah.
* Aku Ibundamu tidak merasa senang & tidak merasa bahagia atas kondisi situasi yang seperti ini kok jadinya makan gaji buta, tetapi ya mau bagaimana Ibundamu butuh Dirimu,
* Ada hal yang kukuatirkan takutnya Ibundamu wafat & Dirimu pas di Kraksaan ... !'.
3. Atas ucapan Beliau, SUHU tersentak dan lalu putuskan untuk berjuang pulang Kampung ke Beron meski terasa mustahil karena banyak yang gagal, padahal sudah habis Puluhan Juta Rupiah karena ada Pihak-Pihak Yang Minta Jatah, namun anehnya banyak yang gagal & setres panjang.
4. Ambil keputusan tersebut juga karena faktor ini yakni selama 3 tahun berturut-turut yakni tahun 2008/2009 - - 2010/2011 seiring Ibunda sering sakit & sembuhnya lewat Sentuhan Tangan SUHU atas Qudroh Iroodah ALLOH SWT, setiap usai 'Ashar ± jam 16.00 WIB didatangi oleh Tamu Istimewa kiriman ALLOOH SWT, bisa Malaikat bisa pula Manusia 'Aalim 'Ulamaa".
* Ini ada kisahnya, cukup panjang.
* Akan disampaikan lain waktu.
* Sejak awal bertamu & kasih nasihat, Beliau bertamu dengan cara aneh, lewat dari arah belakang SUHU duduk di kursi depan Komputer PC dengan jarak selalu ± 5 meter, padahal tiada pintu & jendela alias bisa tembus tembok seolah-ilah di Alam Bebas.
* Datang & pergi selalu ucapkan SALAAM meski tidak saling berhadapan, tidak Salaaman & tidak Saling SALAHKAN.
* Meski begitu, seolah-olah sudah sangat akrab, tidak ada yang tersinggung & marah gara-gara Cara Bertamu, Cara Terima Tamu & Komunikasi Yang Aneh Seperti itu.
* Beliau meminta agar SUHU hentikan aktivitas gila 'Ilmu Komputer yang beranekaragam jenisnya dan saat itu sedang mengawali pelajari Bahasa Program Komputer misalnya : HTML Level Advance, Turbo Pascal dalam rangka nekat bimbing Olimpiade TIK SMA, HTML, Java Script, Phyton, C++.
* Beliau meminta SUHU agar lebih fokus untuk perdalam 'Ilmu Agama ISLAAM lewat Aneka Kitaab Kuning Pondok Pesantren Salaf (bukan Manhaj Salahnya) karena inilah bidang aktivitas sesungguhnya yang harus ditekuni sebagai 'Aalim 'Ulamaa" di Pondok Pesantren.
* Beliau sempat bertanya,"Buat apa Panjenengan fokus banget awali pelajari Bahasa Program Komputer yakni Programming ... ? SUHU jawab,"Seluruh Kitaab Kuning Pondok Pesantren akan dikomputerisasikan ... !
* Atas jawaban tersebut Beliau keberatan & berkata,"Ooo urusan itu di luar sana sudah banyak Ahlinya ... ! SUHU jawab,"Lha wong merasa sangat butuh & merasa bisa kuasai 'Ilmu Programming nya ...!".
* Beliau mematahkannya,"Yaaa, bisa dimaklumi koook, tetapi Tugas Sesungguhnya Panjenengan itu di Dunia 'Aalim 'Ulamaa" bukan di Komputer. 'Ilmu Komputernya selama ini sudah cukup & tidak perlu yang lebih dari itu. Sungguh Panjenengan sangat dibutuhkan di Dunia 'Aalim 'Ulamaa" ...!".
* SUHU meresponnya,"Lhooo ... ! SUHU kan Guru Ekonomi & TIK SMAN 1 Kraksaan alias bukanlah seorang 'Aalim 'Ulamaa"/ Kiyai & hanya sekedar Ustaadz Kecilan ... !".
* Beliau menolaknya,"Untuk saat ini memang benar seperti itu, tetapi ke depannya beda lagi ... ! Sekarang saatnya untuk pelajari 'Ilmu Pondok Pesantrennya' yang lebih serius ... !'.
* SUHU berargumen,"Di Luar Sana kan masih banyak 'Aalim 'Ulamaa"nya & SUHU tetap berda'wah meski sekala keci ... !".
* Beliau tidak mau kalah,"Memang benar adanya. Hanya saja, di Era Sekarang banyak Kiyai/ 'Aalim 'Ulamaa" Indonesia yang terjebak Hubbud Dun-yaa dengan aneka alasan. Meski Panjenengan seorang Guru PNS SMA tetapi prinsipnya masih kuat, teguh & kokoh alias belum keracunan Duniawi ... ! Jadi Panjenengan harus segera fokus serius ke 'Ilmu Pondok Pesantrennya ... !
* Beliau sarankan, cukup pertahankan 'Ilmu Komputer yang terkait dengan tugas utama sebagai Guru Ekonomi PNS/ ASN saja & harus tinggalkan sebagai Guru TIK & layani aneka problemnya.
5. Ujung-ujungnya Beliau meminta SUHU untuk pulang kampung selamanya ke Beron Tuban.
SUHU :
Buat apa pulang ke Beron Tuban ... ?
Beliau :
Menjadi 'Aalim 'Ulamaa"/ Kiyai ... ?
SUHU :
* Di Beron baik yg Model NU maupun Muhammadiyyah sudah banyak.
* Apalagi di Level Desa, Kecamatan & Kabupaten, malah lebih banyak & pintar-pintar.
* Apalagi PP. Langitan, malah gudangnya. Dalam urusan Kitaa Kuning, SUHU diemplok, tidak ada apa-apanya, tetapi urusan Logika & Komunikasi Nanti Dulu.
Beliau :
Atas dasar itulah, harus pelajari & perdalam 'Ilmu Pondok Pesantren nya agar tidak diemplok.
Kehadiranmu sangat dibutuhkan.
6. Di saat Ibunda sakit terakhir sebelum urus mutasi di mana Beliau butuh sentuhan tangan SUHU selama 14 hari, Kepala Sekolah Pak Nasor calling gelisah karena kelamaan pamitnya.
* SUHU jawab,"Bapak tidak salah tetapi ya bagaimana yaaa, kondisi situasinya yang seperti ini ... ?".
* Beliau juga bingung, harus jawab apa jikalau ada Pengawas menanyakannya dan tidak mungkin bohong ?
* Lalu SUHU meminta kepada Beliau agar sampaikan apa adanya kayak model jam terbang kerja siang malam SUHU mengajar dan melayani keluhan gangguan komputer Para Anak Didik yang akan tampil besok paginya dan sebagian teman Guru yang gangguan pula Komputernya.
* Sampaikan pula, mau tidak mau setiap malam begadangan.
* Usai Shubuhan tidur dan jelang jam masuk mengajar, bangun & siapkan mengajar.
* Sore harinya impor Energi Langit lewat Semedi Senam Pernafasan untuk kesehatan & kebugaran sekaligus gantinya kurang tidur.
* Biasanya melakukan rutin di bawah pohon mangga gadung depan utara Ruang Guru.
* Tolong sampaikan ke Pengawas jikalau menanyakannya & sampaikan apa adanya, jangan ditambah & dikurangi.
* Selanjutnya, resiko SUHU siap menanggungnya .... !".
7. Di saat mulai urus mutasi ke Tuban ternyata Beliau Tamu Misteriusnya meminta agar melepas Baju Kebesaran PNS alias Pensiun Dini tetapi SUHU hanya menyanggupi berjuang mutasi ke Tuban & urusan Pensiun Dini apa katanya nanti setelah sukses mutasi ke Kampung Asal.
8. Tanggal 2-5-2012 masukkan Berkas Mutasi ke Kantor DIKNAS Kraksaan & itupun setelah ada Restu OK dari Bupati Probolinggo Bapak Hasan Aminuddiin lewat sms panjang 2x jam 02.00 WIB dinihari & mimpi kilat saat tunggu Adzan Shubuh ditemui Bupati Probolinggo.
* Beliau datang tiba-tiba, ucapkan SALAAM ISLAAMI Lengkap & ulurkan tangannya untuk SALAAMAN.
* Lalu berkata mantab & cukup lantang,"Jikalau ingin Temui Saya & Sukses Mutasi, maka harus taklukkan terlebih dahulu Seluruh Anak Buahku ... ! Lalu kasih 'Amalan Wiridan untuk full curhat kepada ALLOOH SWT.
* Malam ke 7 barulah mulai merasakan hasilnya & muncullah *Wiridan Dalam Bahasa Inggris*.
9. Tanggal 3-5-2012 jam 08.00 AIB masukkan Berkas Mutasi ke Kantor DIKNAS Tuban & sampai Rumah Beron jam 09.45 WIB.
* Jam 10.00 WIB dengar suara Paklik Abu Nazaruddiin sedang berada di atas areal pondasi PAUD AL BIRRU.
* Lalu terjadilah Dialog Panjang Serius gegara Beliau sangat berharap agar SUHU segera pulang kampung tinggalkan Kraksaan Probolinggo selamanya.
BAGIAN II
Dialog Panjang SUHU Dengan Paklik Abu Nazaruddiin & Datangnya Do'a Restunya Yang Memang SUHU Tunggu Selama ± 17 Tahun (Tahun 1995 - 2012)
Beliau itu :
1. Mantan Kepala Sekolah MANA I Tuban.
2. Yang perjuangkan Tanah Pribadi Kakaknya yakni Kiyai Subaaqiir, Pengasuh PP. Beron II periode 1958 M - 1992 M untuk dihibahkan sebagai Tanah Utama berdirinya MAN 2 Tuban.
3. Kepala Sekolah I MAN Filial Tuban di Beron-Rengel sebelum menjadi MAN 2 Tuban.
4. Pelopor diloloskannya & disahkannya MHI Beron (Madrasah Hidayah Islamiyyah Beron) menjadi MIN 2 Tuban setelah bangkit maju pesat lewat Para Pejuang Tangguhnya "Kepala Sekolah, Guru & Tokoh Masyarakat Setempat" tetapi terbentur biaya besar.
5. Pelopor diloloskannya & disahkannya MAN Filial I Tuban menjadi MAN 2 Tuban lewat Proses Perjuangan & Pengorbanan yang luar biasa, bahkan sebelum punya Gedung Sendiri sempat nebeng gantian dengan MHI Beron.
6. Pelopor diloloskannya & disahkannya MTsN Filial I Tuban menjadi MTsN 2 Tuban di Beron lewat Proses Perjuangan & Pengorbanan yang luar biasa, bahkan sebelum punya Gedung Sendiri sempat nebeng gantian dengan MHI Beron di mana Tanah Induk Bangunan MTsN 2 Tuban dulunya milik Orang Beron juga yang dibelinya dari Sang Adik Bapaknya SUHU yakni Paklik Bayyinan Fairuz Roozyy, warisan dari Ayahnya yakni KH. Shoolihuuun Beron.
👇👇👇
Beron, 3-5-2012 jam 10.00 - 12.00 WIB.
SUHU :
ألسّلام عليكم Ùˆ رØمة اللّÙ‡ Ùˆ بركاته
Paklik ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lho awakmu Yaaak ... !
Kapan pulang ... ?
SUHU :
Baru saja ± 09.45 tadi, terus mendengar suara Panjenengan di selatan rumah tempat tinggal (Ibunda SUHU & Saudaranya SUHU).
Paklik Abu Nazaruddiin :
Ooo rupanya baru saja.
Lalu bertanya lagi dengan topik yang berbeda dan selalu bertanya hal yang sama setiap bertemu Beliau di manapun.
Yaakkk ... ! Kapan kamu pulang ke Beron ... ?!
SUHU :
Lha ini sudah pulang ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Yaaa Paklik sudah tahu.
Gayamu itu lhooo, seolah-olah tidak paham pertanyaanku, padahal aslinya ya paham ... !
SUHU :
Kan benar Paklik. Ini sudah pulang koook.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Betuuulll memang sudah pulang tetapi akan kembali lagi ke Kraksaan ... !
Memangnya selamanya akan tinggal di Kraksaan, wafat dan dimakamkan di sana ... ?
Kapan dirimu pulang ke sini tinggalkan Kraksaan selamanya ... ?
Setiap Paklik bertanya tentang hal ini, jawabanmu itu selalu belok ke sana kemari, padahal aslinya bisa jawab yang Paklik Inginkan ... !
SUHU :
Dalam hati, SUHU berkata,"Panjenengan tidak salah. SUHU bergaya begitu karena memang ogah menjawab yang sebenarnya,😥r Adu Mulut, Bertengkar Dahsyat & hal itu sungguh tidak mau terjadi.
Apapun & Bagaimanapun alasannya, Beliau itu Paklik SUHU, Sang Adik Ayahnya SUHU tetap dicintai, disayangi, dihormati & dimulyakan.
Dalam hati bergumam :
Mungkin ini saat yang tepat Dialog Obyektif, Jujur Apa Adanya & SUHU sudah paham mau dibawa ke mana Arah Topik Dialognya tetapi bergaya kayak Pendekar Kapak 212 WIRO SABLENG ... !".
Wahai ALOOH SWT, berilah diriku kemampuan bicara yang pas, tepat & bisa saling memahami yang semata-mata karena ENGKAU & ROSUUL-MU NABII MUHAMMAD S'AW.
Wahai ALOOH SWT, diriku tidak mau berdebat kusir, saling kencangkan urat leher, do'a restu Beliau yang sangat kuharapkan setelah pahami seluruh isi dialog nanti, tidak ngrusuhi & menjegal segala langkah Jiwa Ragaku setelah merantau di Kraksaan 25 tahun & pulang ke Beron selamanya.
NAWAITU (نويت) ... !
Paklik ... Setiap bertemu selalu bertanya kapan pulang ke Beron selamanya, sebenarnya apa yang Panjenengan inginkan dari Keponakan Panjenengan ini ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
Beliau tersenyum menjawab pakai isyarat dengan jempol tangan kanannya ke arah Tanah Wilayah Pondok Pesantren Beron peninggalan :
1. Ayah Kandung Beliau.
2. Kakek Kandung SUHU.
SUHU :
Pura-pura tidak paham karena bergaya Wiro Sableng Si Pendekar Kapak 212 ...
Apa itu Paklik ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
Guayamu itu lhooo, Pura-pura tidak paham, padahal ya paham ... !
SUHU :
Lha Panjenengan tidak jelas begitu kok pakai Bahasa Isyarat ... ! Jelasnya bagaimana Pakliiikkk ... ?!
Paklik Abu Nazaruddiin :
Begini lho Yaaakkk ... !
Ya melanjutkan perjuangan Kakekmu Kiyai Shoolihuuun ... !
Paklik ingin ada Dzurriyyah Bapakku Kiyahi Shoolihuuun untuk :
1. Hidupkan kembali PP. Beron dari tidur panjangnya.
2. Bangkitkan kembali kejayaan PP. Beron seperti yang terjadi di Era Kakekmu dulu masih hidup & menjadi Kiyahi Pengaruh PP. Beron dengan kondisi situasi :
* Jumlah Santrinya cukup banyak meski tidaklah sebanyak Santri PP. Langitan yang sebelumnya diasuh oleh Kakak Iparnya yakni KH. Ahmad Choziin, Pengasuh PP. Langitan III.
* Menggantikan posisi sebagai Sesepuhnya Dunia Kiyai/ 'Aalim 'Ulamaa" & 'Umaroo" Kabupaten Tuban pasca wafatnya Kakak Iparnya yakni KH. Ahmad Choziin PP. Langitan III tahun 1921 M.
* Menjadi barometer pusat rujukan Para Kiyai/ 'Salim 'Ulamaa" & ' Umaroo" Kabupaten Tuban untuk memecahkan berbagai persoalan Agama ISLAAM & Nasib Kehidupan Rakyat Kabupaten Tuban.
3. Kini kondisi situasi PP. Beron berbanding terbalik 180° bahkan lebih yang sungguh Sangat Ironis & Memprihatinkan.
4. Atas dasar itu, yang cocok dan yang mampu kembalikan ya hanya dirimu Yaaakkk ... !
SUHU :
Dalam hati bergumam :
"Itu semua terjadi di antaranya akibat perbuatan Panjenengan yang berubah haluan dari ASWAJA NU berubah menjadi ASWAJA MUHAMMADIYYAH yang Para Generasinya mayoritas tinggalkan 4 Madzhab ISLAAM : Madzhab "Malikii, Hanafii, Syaafi'ii & Hambalii". Lalu berubah Anti Madzhab dan ikuti 'Aalim 'Ulamaa" ASWAJA Wahhaabyy yang berkuasa di Saudi Arabia (saat itu). Gaya Fiqih MUHAMMADIYYAH pasca wafatnya KH. Ahmad Dahlan sungguh simpel banget, Al Qur-aan & Al Hadiits tetlepas benar atau salah menurut Sudut Pandang Kelompok ISLAAM Lainnya. Seharusnya PP. Beton semakin terbang tinggi & minimal masih eksis, tetapi nyatanya Hancur Lebur".
Lalu SUHU sampaikan :
Panjenengan ingin ada Dzurriyyah yang melanjutkan nya, kan sudah ada yang melanjutkannya.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Siapa yang kau maksud ... ?
SUHU :
1. Kan sudah ada yakni Cicitnya Mbah Kakung/ Kakek yakni Keponakan Sepupu SUHU yakni Kiyai Muttaqqiin.
2. Kan sudah ada Cucu Menantu & menjadi Adik Sepupu SUHU yakni Kiyai Ahmad Zuhdii.
3. Apapun dan bagaimanapun alasannya & kondisi situasinya, Kita sebagai Dzurriyyah Mbah Kakung tetap harus berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dua Orang Dimaksud, Keluarga Besarnya & Masyarakatnya karena Cahaya ISLAAM masih tetap hidup meski dengan Gaya Berbeda.
4. Selama Mereka kelola sebaik-baiknya & tidak melanggar batas kepatutan Dzurriyyah Pancer Mbah Kakung, maka SUHU selalu Keponakan Panjenengan "Tetap Persilahkan", namun jikalau melebihi batas kewajaran alias NYLUTHAK sampai Hari Qiyaamah Kubroo SUHU tidak akan pernah rela & selanjutnya apa kata Garis Qudroh & Iroodah ALLOOH SWT karena kesemuanya SUHU serahkan sepenuhnya kepadaNYA.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Benar perkataanmu, Kita tetap harus berterimakasih kepada Mereka semua.
Tetapi begini lhooo Yaaakkk ... !
Paklikmu ini sudah paham keduanya & gayanya masing-masing, tetapi urusan Pondok Pesantren yang bisa itu ya Dirimu, apalagi bekal pendidikanmu rangkap yaitu :
1. Sekolah Umum hingga Kuliah kau dapatkan.
2. Pendidikan Pondok Pesantren juga kau dapatkan.
Oleh sebab itu, Paklikmu menaruh harapan sangat besar kepadamu.
SUHU :
Paklik ... ! Keponakanmu guoblok tidak, pintar banget juga tidak.
'Ilmu Sekolah Umum ya biasa-biasa saja, sangat tinggi hingga Doktor atau Profesor "Tidak".
Demikian 'Ilmu Pesantren. SUHU ini termasuk Orang yang tidak keturutan belajar di Pondok Pesantren Sepenuhnya. 'Ilmu Pondok Pesanttennya ya pas-pasan, pintar tidak & guoblok juga tidak.
Dalam urusan Kitaab Kuning/ Kitaab Gundul, hanya paham bagian kulitnya saja namun paham Nama-Nama Judul Kitaab Kuning dari yang paling tipis dan ringan hingga yang paling tebal & berat.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lhooo ... ! Itu masih sangat bagus daripada Paklikmu ini.
Sejak kecil hingga Remaja tidak pernah merasakan 'Ilmu Pondok Pesantren.
Paklikmu sudah terlanjur seperti ini.
Sudahlah Yaaak ... ! Ayooo segera pulang ke Beron & tunggu apa lagi ?
Paklik memandang, yang bisa diharapkan itu ya Dirimu karena punya 'Ilmu Tangkap yang tidak semua Dzurriyyah Mbah Kakungmu bisa seperti Dirimu.
Kelola Pondok Pesantren tidak harus kuasai Aneka Kitaab Kuning.
Sudah banyak contohnya dari Beberapa Pondok Pesantren Besar.
Yang terpenting bisa terapkan Manajemen secara effisien & efektif.
Yang terpenting bisa pimpin secara bijak.
SUHU :
Ambil nafas dalam-dalam karena paham masa kecilnya & remajanya sudah ditinggal wafat oleh Kakek KH. Shoolihuuun dengan kondisi perekonomian yang tidak layak.
Hal ini jikalau dikisahkan juga panjang lebar kisahnya, namun intinya Beliau itu :
1. Sungguh korban kehidupan.
2. Sungguh masuk lingkaran Qudroh & Iroodah ALLOOH SWT yang harus seperti itu.
3. Hancurnya Pondok Pesantren Beron juga bagian dari Qudroh & Iroodah ALLOOH SWT.
Paklik ... ! Dengan kondisi situasi yang dijalani yang hingga kini belum dikaruniai Pendamping Hidup Yang Diinginkan, maka justeru harus kuasai Kitaab Kuning.
Paklik ... ! Jikalau tidak bisa, lebih baik tidak menjadi Kiyai. Jadi Orang Biasa saja. Jadi Makmum saja lebih nyaman & beban tanggung jawab baik Dunia maupun Aachiroh jauh lebih ringan ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Nawaitu sajalah ... !
Bisa jadi jodohmu akan datang di saat menjadi Kiyai dan Pengasuh Pondok Pesantren.
BAGIAN III.
Dialog Panjang SUHU Dengan Paklik Abu Nazaruddiin & Datangnya Do'a Restunya Yang Memang SUHU Tunggu Selama ± 17 Tahun (Tahun 1995 - 2012)
Ajukan Beberapa Alasan Lainnya Untuk Alihkan Topik Dialog.
SUHU :
Paklik ... ! Menjadi Kiyai itu harus super shobar & welas asih.
Ibaratnya :
1. Jikalau pipi kanan ditampar, maka berikan pipimu yang kiri.
2. Jikalau pipi kiri ditampar, maka berikan pipimu yang kiri.
Sejujurnya, SUHU tidak mampu bersikap & berbuat seperti itu.
Lha kok nyimuuuttt bangeeettt ... ! :
1. Pipi kanan dipukul, ya berkelit menghindar sebusanya.
2. Pipi kiri dipukul, ya berkelit menghindar sebusanya.
3. Mau dipukul lagi, ya gantian pukul duluan sebisanya.
Paklik ... ! Masak seorang Kiyai seperti itu ? Meski paham secara Syar'ii, tetapi sebagai Manusia Biasa dengan Watak Yang Keras & Bisa Lebih Brangsan, ya tidak pantas menjadi Seorang Kiyai Panutan.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lho Yaaakkk ... ! Itu bisa diubah koook asalkan bersungguh-sungguh.
Kita bisa belajar dari Kusahnya Sahabat Kanjeng Nabii Kita yakni 'Umar bin Choththoob :
1. Beliau itu termasuk bengis-bengisnya Kaafir Quraisy.
2. Pernah Qubur hidup-hidup Anak Perempuannya,
3. Sempat mau bunuh Kanjeng Nabii Kita tetapi Pintu Hidayah datang & masuk ISLAAM.
4. Lalu menjadi Sahabat Yang 'Aalim & Penyabar namun garang di Medan Peperangan melawan Kaafir Quraisy.
5. Bahkan Beliau dijamin masuk Syurga.
6. Bahkan Beliau Chiliifah ISLAAM yang 'Adil & Bijaksana.
SUHU :
Sudah berulanhkali melakukannya Paklik, namun tetap tidak bisa.
Lha memang bawaan Lahir.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Itu belum maksimal & optimal.
Bisa berubah asalkan bersungguh-sungguh ... !
SUHU :
Begini Paklik ... !
Kita tidak hidup di Masa Kanjeng Nabii Kita.
Beliau hidup di Era Kewahyuan Datang.
Beliau dibimbing langsung oleh Kanjeng Nabii Kita.
Sedangkan SUHU tidaklah seperti itu.
Ya beda jauh Paklik ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Yaaakkk ... ! Alasanmu kok ada-ada saja.
Itu hanyalah alasan kecil agar Paklikmu ini tidak menguber terus Sang Keponakan pulang kampung ke sini ... !
Dari setiap bertemu denganmu hingga dialog panjang hari ini, Paklikmu menangkap "Sesungguhnya ada alasan besar yang membuatmu enggan pulang atau malas menjawab jujur ... !".
Paklikmu Orang Tua ! Bisa merasakan yang kau simpan, yang kau sembunyikan tetapi tidak tahu wujuudnya ... !
Masak dengan Paklik nya sendiri tidak bisa terbuka ... ?!
Ayolah katakan sejujurnya, ada apa sebenarnya kok sepertinya enggan berat membahasnya ... !
BAGIAN IV.
Dialog Panjang SUHU Dengan Paklik Abu Nazaruddiin & Datangnya Do'a Restunya Yang Memang SUHU Tunggu Selama ± 17 Tahun (Tahun 1995 - 2012)
Ambil Keputusan Untuk Bicara Jujur Terbuka Obyektif Dari Full Jiwa Raga Dengan Ajukan Persyaratan Pokok Dialog Inti.
SUHU :
Ambil nafas dalam-dalam.
Yaa ALLOOH, mungkin hari ini saatnya untuk bicara terus terang apa adanya ... ?!
Yaa ALLOOH, berilah bimbinganMU agar bisa sampaikan dari hati ke hati yang paling dalam.
Yaa ALLOOH, diriku tidak mau debat kusir, apalagi berantem dengan Paklik meski yang keluar perkataan kasar.
Yaa ALLOOH, SUHU tidak mau menyakiti Beliau dan tidak mau pula disakiti oleh Beliau.
Yaa ALLOOH, bimbinglah & Lindungi Kami sepenuhnya.
Nawaitu ... !
Paklik ... ! Berhubung Panjenengan selalu menguber urusan yang satu ini, maka hari ini akan bicara jujur apa adanya, namun Panjenengan harus berjanji dahulu.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Apa janjiku ?
Akan kuupayakan menepati janji ... !
SUHU :
Paklik ... !
Ini harga mati, tidak ada tawar-menawar & tidak perlu ada kata mengupayakan alias Wajib Ditepati Seutuhnya 100 ℅, tidak kurang & tidak lebih sedikitpun ... !
1. Apapun yang disampaikan ke Panjenengan, maka tidak boleh protes atau menyela nya meski hanya 1 huruf bahkan 1 titik.
2. Jangankan protes atau menyela, cukup dengan hanya melihat raut muka wajah Panjenengan yang berubah atau ada gestur tubuh tertentu, SUHU berani simpulkan berarti Panjenengan berontak tidak setuju.
3. Jikalau hal itu Panjenengan lakukan berarti telah melanggar perjanjian, maka langsung berhenti, tidak perlu menjawab apapun & akan dibawa hingga Yaumul Qiyaamah Kubroo Bagi Ummah ISLAAM & Hari Kebangkitan Raportan di Padang Mahsyar & biarlah ALLOOH SWT yang menghakimi kelak ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lho kok sampai sebegitunya ... ?!
Lha benar kan yang Paklik rasakan ... !
SUHU :
Nah ... Senyampang belum dimulai, Panjenengan sanggup apa tidak memenuhi perjanjiannya ... ?
Jikalau sanggup, ya monggooo.
Jikalau tidak sanggup, ya sampai di sini saja.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Yaaa ... Aku sanggup ... !
SUHU :
Benarkah itu ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
Yaaa ... Benar adanya.
Paklikmu tidak akan bohong ... !
SUHU :
Deal ... ?!
Paklik Abu Nazaruddiin :
Deal ... !
SUHU :
Lalu berSalaaman tanda setuju & siap dimulai "Inti Dialognya".
Paklik Abu Nazaruddiin :
Silahkan dimulai & Paklikmu siap mendengarkan sepenuhnya.
SUHU :
Paklik ... !
Pondok Pesantren Beron yang didirikan & dikelola oleh Mbah Kakung KH. Shoolihuuun, itu 'Gaya Fiqih yang dianut Beliau & diterapkan memakai Gaya/ Model apa ... ?"
Paklik Abu Nazaruddiin :
Gaya Madzhab Empat terutama Madzhab Syaafi'ii sebagaimana yang dianut oleh ORMAS Keagamaan NU.
Pondok Pesantren Beron di kala itu menganut Gaya NU 100 ℅.
SUHU :
Mbah Kakung di masa hidupnya hingga wafatnya menganut & menerapkan Fiqih ISLAAM Gaya/ Model apa ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
Gaya Madzhab Empat terutama Madzhab Syaafi'ii sebagaimana yang dianut oleh ORMAS Keagamaan NU.
Mbah Kakungmu itu menganut & menerapkan Gaya NU 100 ℅.
SUHU :
Sebelum menikah dengan Mbah Puteri Nyai Faathimah I binti KH. Syihaabuddiin Kauman Rengel + Nyai Shomo & mendirikan Pondok Pesantren Beron :
1. Beliau nyantri di Pesantren mana ... ?
2. Beliau menganut & menerapkan Fiqih ISLAAM Gaya/ Model apa ... ?
3. Para Kiyai, Nyai, Gus & Ningnya menganut & menerapkan Fiqih ISLAAM Gaya/ Model apa ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
1. Beliau terakhir nyantri di Pondok Pesantren Langitan atas do'a restu Gurunya, Kiyainya dan dijadikan Lurah Pondok di Era KH. Ahmad Choziin yang kelak menjadi Kakak Iparnya karena Mbah Puterimu Nyai Faathimah I itu Adik Kandung Bungsu dari Beliau.
2. Beliau menganut & menerapkan Gaya Madzhab Empat terutama Madzhab Syaafi'ii hingga Wafatnya sebagaimana yang dianut oleh ORMAS Keagamaan NU.
Beliau NU Tulen 100 ℅.
3. Mereka juga menganut & menerapkan Gaya Madzhab Empat terutama Madzhab Syaafi'ii hingga Wafatnya sebagaimana yang dianut oleh ORMAS Keagamaan NU.
SUHU :
Selanjutnya :
1. Mbah Kakung KH. Shoolihuuun sebelum Nyantri di PP. Langitan, sangat lama Nyantri di Kiyai Siapa & di mana itu ... ?
2. Kiyainya menganut & menerapkan Fiqih ISLAAM Gaya/ Model apa ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
1. Mbah Kakungmu lama Nyantri di Mbah Kiyai Choliil Sepuh Bangkalan-Madura.
2. Kiyainya yakni Mbah Kiyai Choliil Sepuh Bangkalan-Madura menganut & menerapkan Gaya Madzhab Empat terutama Madzhab Syaafi'ii hingga Wafatnya sebagaimana yang dianut oleh ORMAS Keagamaan NU meski saat hidupnya NU baru persiapan akan lahir.
Mbah Kiyai Choliil Sepuh Bangkalan-Madura itu :
1. Gurunya NU lewat Mbah KH. Haasyim 'Asy'arii, Jombang.
2. Gurunya Muhammadiyyah lewat Mbah KH. Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Namun Mbah Kiyai Choliil Sepuh lebih merestui NU daripada Muhammadiyyah dengan alasan :
1. Bukanlah karena pilih kasih Santri.
2. Bukanlah karena Santri Kinasih atau bukan.
3. Bukanlah karena faktor kebencian apapun,
4. Ada alasan tertentu yang tidak diumgkap oleh Mbah Yai Choliil Sepuh Bangkalan Madura.
SUHU :
Setelah Mbah Kakung wafat tahun 1958, Putera, Cucu & Cicitnya Mbah Kakung menganut & menerapkan Fiqih ISLAAM Gaya/ Model apa hingga sekarang ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
Menganut & menerapkan Gaya/ Model ASWAJA Muhammadiyyah.
SUHU :
Dari pergantian perubahan haluan tersebut, apakah Pondok Pesantren Beron tetap eksis & berjaya seperti di Eranya Mbah Kakung ... ?
Paklik Abu Nazaruddiin :
Rupanya garis taqdiir berkata lain, Pondok Pesantrennya :
1. Pada awalnya jumlah Santrinya semakin berkurang.
2. Lama-lama habis.
3. Kemudian hancur lebur tinggal kenangan.
SUHU :
Begini Paklik ... !
Benturan keras antara NU & Muhammadiyyah di masa silam sungguh mengerikan & tragis terutama di Beron Punggulrejo karena nyawa dipertaruhkan.
Pihak NU bencinya setengah msti setengah hidup.
Pihak Muhammadiyyah juga melakukan hal yang sama.
Banii Kiyai Shoolihuun menjadi kocar-kacir, timbul permusuhan dahsyat. Demikian pula Penduduk Beron.
Kedua kubu saling klaim Pihak Paling Benar, sama kencangnya, sama kakunya, sama kolotnya & sama kasarnya.
Ayah & Ibunda tetap bertahan di Gaya NU namun bukanlah NU Yang "Kaku, Kolot & Kasar" tetapi sayangnya bercerai.
Hal itu yang membuat Ibunda dikeroyok, dipojokkan & dihimpit dari berbagai arah baik Faktor Perubahan ORMAS Keagamaab Yang Dianut & Faktor Perang Barata Yudha yang berujung Perceraian Ayah & Ibunda :
1. Keluarga Pihak Ayah.
2. Keluarga Pihak Ibu.
3. Penduduk Sekitarnya.
Itu ulah Ayah yang suka lakukan Black Campaign. Semoga ALLOOH SWT mengampuninya termasuk Siapapun yang terlibat peperangan antara Ibunda dengan Ayah baik langsung maupun tidak langsung. .
Jadinya Masalah Keluarga berbingkai Masalah Pemahaman Agama ISLAAM atau Masalah Agama ISLAAM berhias Masalah Keluarga.
Kami berlima semua lebih pilih ikut Ibunda. Jadinya Ibunda sekaligus merangkap sebagai Bapak.
Kami selaku Anaknya Ayah & Ibu merasa kurang perhatian, cinta & kasih sayang dari Keluarga Besar tetapi tidak berkecil hati, minder, rendah diri & justeru bersemangat berjuang untuk eksis dalam kehidupan, berjuang & berkorban untuk Nasib Duniawi & Uchroowii dengan segala keterbatasan yang dimiliki,
Gara-gara itu semuanya Bude sempat berkata :
"Aku mau biayai sekolahnya SUHU setinggi-tinghinya atau belajar di Pondok Pesantren sampai 'Aalim beneran asalkan :
1. Ibunya mati duluan.
2. Ibunya & semua anaknya menjadi Muhammadiyyah".
Atas Qudroh & Iroodah ALLOOH SWT sejak SUHU Kuliah di IKIP Negeri Malang berubah menjadi baik banget, perhatian & cinta kasih sayangnya menjadi tulus & tidak pernah ungkit urusan NU & Muhammadiyyah terhadap Kami.
Belum 1 tahun menjadi Guru CPNS di SMAN 1 Kraksaan, Beliau wafat.
Atas Qudroh & Iroodah ALLOOH SWT sejak SD Kelas 3 (usia 10 tahun) otak SUHU mlethek pecah sudah paham apa itu NU dan apa pula Muhammadiyyah di mana :
1. Persamaannya ?
2. Perbedaannya ?
Meski dengan gaya pemahaman yang sederhana dengan cara melihat Praktek 'Ibaadahnya Sehari-Hari.
Bocah kecil usia 10 tahun sudah bisa memahaminya padahal tidak ada yang mengajarunya dari Unsur Manusia dan berkata ;
"1. Apa gunanya berAgama ISLAAM jikalau isinya kok saling membenci karena perbedaan pemahaman, padahal masih banyak persamaannya ? Kenapa harus selalu ribut ?
2. Di mana indahnya & nukmatnya berAgama ISLAAM jikalau isinya saling "ejek, sindir, bully, cakar, gasak, gesek gosok, kemplang & tendang ?".
Paklik Abu Nazaruddiin :
Oooh sampai seperti itu ya yang terjadi.
Umur 10 tahun sudah mulai berpikir, merenung & menghayati tentang Persamaan & Perbedaan Pemahaman Fiqih ISLAAM Gaya NU & Gaya Muhammadiyyah sungguh itu semata-mata Anugerah Besar dari ALLOOH SWT untuk Dirimu Yaaak ... !
SUHU :
Benar Paklik ... !
Lha wong Panjenengan tidak tinggal di Beron sini & jarang pulang ke sini.
Paklik ... !
Dengan kondisi situasi yang seperti tadi dan hidup di Lingkungan Sini, apalagi Guru Agama ISLAAM saat di sekolah & kuliah berlatar belakang Gaya ASWAJA Muhammadiyyah, seharusnya SUHU menjadi Penganut Muhammadiyyah terdepan di sini, tetapi ternyata tidak Paklik :
1. 80 ℅ lebih suka Gaya Fiqih ASWAJA yang dianut Kelompok NU karena fleksibel dalam berAgana ISLAAM, tidak mudah sesatkan pihak lain, tidak mudah memusyrikkan pihak lain, & tidak mudah mengkafirkan pihak lain ketika beda pemahaman & penafsiran.
2. Sisanya yang 20 ℅ ambil dari Muhammadiyyah, PERSIS & AL IRSYAAD.
3. Dalam kemapanan berorganisasi & ber manajemen, SUHU lebih suka ambil Gaya Muhammadiyyah.
4. Meski 80 ℅ pilih Gaya ASWAJA NU, tidak mau terjebak dalam kekakuan, merasa paling benar dalam menjalankan SYARIi'ATUL ISLAAM.
5. Meski 80 ℅ pilih Gaya ASWAJA NU, tidak mau terjebak alergi berat & benci banget terhadap Muhammadiyyah & Lainnya.
6. Kenyataan dijumpai, kumpul dengan Orang-Orang yang ngrasani Orang-Orang MD sampek elek. Demikian pula sebaliknya. Jadinya ya sama saja. Di mana indahnya & nikmatnya berAgama ISLAAM setiap ada hal yang berbeda maunya kok dibentur-benturkan ?
7. Meski 80 ℅ pilih terapkan Gaya Fiqih ASWAJA NU & yang 20 ℅ terima Gaya Fiqih ASWAJA Muhammadiyyah meski beda dengan ketika Era Mbah KH. Ahmad Dahlan masih hidup, yang SUHU kedepankan bukanlah terletak pada NU & Muhammadiyyah tetapi ISLAAMnya sebagai ISLAAM Yang Rohmatal Lil 'Aalamiiiiiin & bukanlah ISLAAM Yang Balaa-un Lil 'Aalamiiiiiin ... !
Katanya ISLAAM itu sebagai Agama yang :
رØمة اللعالمين ؟
Lha kok berubah menjadi Agama Yang :
بلاء للعالمين ؟
Selanjutnya Paklik ... !
Sejujurnya, sekiranya Nabil Muhammad S'AW masih hidup, tentu tidak akan pilih ISLAAM ASWAJA manapun :
1. Gaya NU.
2 Gaya Muhammadiyyah.
3. Gaya PERSIS.
4. Gaya Al Irsyaad.
5. Atau Gaya Lainnya.
Tentunya lebih suka hanya bernama ISLAAM.
Berhubung Beliau sudah wafat, mau tidak mau sebagai Orang ISLAAM Indonesia harus pilih di antara ORMAS Keagamaan yang ada di mana :
1. Yang terpenting, persamaannya lebih banyak daripada perbedaannya.
2. Perbedaan yang terjadi sungguh tidak bisa dihindari tetapi bukanlah alasan untuk saling berbenturan bentrok satu sama lainnya.
3. Jikalau bentrok melulu, tidak ada untungnya samasekali bahkan secara makro akan merontokkan kekuatan ISLAAM itu sendiri :
* ISLAAM Indonesia secara jumlah memang mayoritas, namun secara kualitas justeru bagaikan buih di Lautan dan bisanya hanya ribut melulu.
* Waktu kecil dulu saat tahun lalu 1975, jumlah ISLAAM Indonesia 90 ℅ namun realitasnya semakin tahun hingga kini justeru semakin turun dan di antara sebabnya Sesama Ummah ISLAAM ribut bentrok saling Gesek, Gosok & Gasak. Beda sedikit soal apapun sudah ribut. Itukah letak indahnya & nikmatnya berAgama ISLAAM ... ?!
* Meskipun terasa sangat berat sejak jelang wafatnya Pakde Kiyai Subaaqiir Pdngasuh PP. Beron II tahun 1992 hingga kini berusaha sekuat tenaga untuk jalankan Wasiat Beliau jelang ± 24 jam sebelum wafat.
* Lalu SUHU kisahkan secara singkat kepada Paklik Abu Nazarudfiin proses mendapatkan Wasiat Beliau.
* Kisahnya bisa dibaca di sini ... !
Paklik ... !
Sekiranya Kanjeng Nabi Kita masih hidup, tentu segala perbedaan pemahaman tentang FIQIH ISLAAM bisa langsung berkonsultasi kepada Beliau.
Beliau sudah wafat, lantas Kita Berguru Belajar Agama ISLAAM kepada Siapa yang kenyataannya sudah pecah menjadi 73 Golongan Besar Ummatu ISLAAM ?
Itu belum termasuk Pecahan Kelompok 73 Golongan tadi plus Partai Politiknya.
Kita itu sudah terkotak-kotak sedemikianrupa.
Paklik ... !
Jikalau belajar 'Ilmu Agama ISLAAM kepada Para Kiyai, Nyai, Gus, Ning, Lora, Ustadz & Ustaadzah Gaya ASWAJA NU, nanti yang Kelompok ASWAJA Muhammadiyyah ya tidak terima, sewot, marah dan benci, kebakaran jenggot ... !
Jikalau belajar 'Ilmu Agama ISLAAM kepada Para Kiyai, Nyai, Gus, Ning, Lora, Ustadz & Ustaadzah Gaya ASWAJA muhammadiyyah, nanti yang Kelompok ASWAJA Nu ya gantian tidak terima, sewot, marah dan benci, kebakaran jenggot.
Dmikian pula jikalau belajar 'Ilmu Agama ISLAAM kepada Kelompok ISLAAM Lainnya.
Lantas di mana :
1. Letak manfa'ah & barokahnya dalam berAgama ISLAAM ?
2. Letak dampak positif dari ISLAAM ITU ROHMATAL LIL 'AALAMIIIIIIN ... ?!
3. Yang seperti itu justeru berdampak negatif bagi Ummatu ISLAAM baik Mikro maupun Makro.
4. Berarti namanya ISLAAM ITU BALAA-UNLIL 'AALAMIIIIIIN ... ?!
5. Lantas di mana letak indahnya, manfa'ahnya dan barokahnya memeluk AGAMA ISLAAM ... ?!
BAGIAN V.
Dialog Panjang SUHU Dengan Paklik Abu Nazaruddiin & Datangnya Do'a Restunya Yang Memang SUHU Tunggu Selama ± 17 Tahun (Tahun 1995 - 2012)
Harapan Paklik Abu Nazaruddiin Agar SUHU Segera Pulang Kampung Semakin Kencang bin Serius.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lho Yaaakkk ... !
Dari uraianmu tadi, yang paling pas & cocok melanjutkan perjuangan Mbah Kakungmu itu ya Dirimu Yaaak ... !
Paklik butuh Orang Sepertimu.
إن شاء اللّÙ‡
Dirimu bisa mengayomi Semua Pihak.
Ayooo pulanglah & jangan di Kraksaan selamanya ... !
Meskipun sekiranya dirimu NU Tulen 100 ℅ Paklik akan mendukungmu sepenuhnya.
SUHU :
Dalam hati banyak bersyukur kepada ALLOOH karena :
1. Beliau tepati janjinya tidak akan menyela protes keberatan yang SUHU sampaikan.
2. Beliau sudah banyak berubah, tidak menjadi Pengikut ASWAJA Muhammadiyyah yang kaku, keras, kolot, selalu ofensif & galak bin garang kayak di masa silam.
Lalu SUHU lanjutkan Dialognya :
Panjenengan bisa begitu, tetapi Paklik satunya tidak bisa begitu karena sampai hari ini masih kaku Beliaunya & beberapa pancing-pancing masalah meski dengan Nada Betcanda di hadapan Orang-Orang Yang Mayoritas bergaya ASWAJA Muhammadiyyah.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Paklik yang mana ... ?
Paklik Lik taaa ... ?
Lik Mak taaa ... ?
Pancing-pancing masalah ... ? Apa contohnya & apa tindakanmu saat itu ... ?
SUHU :
Yaaa benar.
1. Pas ada Acara Keluarga, tahu-tahu Beliau nylethuk bernada sinis meremehkan & merendahkan.
Lha ini Anak buahnya Imaam Syaafi'ii datang ... !
Jawab SUHU simpel,"Ooo sungguh jauh lebih baik, lebih mulia & lebih terhormat daripada Penjahat Nasional Kelas Kakap yang hidupnya penuh Mo Limo ... !".
2. Eee ternyata ada Anak Buahnya Gus Dur datang ... !
Jawab SUHU simpel,"Ooo sungguh jauh lebih baik, lebih mulia & lebih terhormat daripada Penjahat Nasional Kelas Kakap yang hidupnya penuh Mo Limo ... !".
Paklik Abu Nazaruddiin :
Kenapa kau jawab dengan gaya seperti itu ... Seolah-olah bukanlah masalah serius & berat, padahal sebenarnya bisa menyebutnya secara 'Ilmiah ?
SUHU :
Jikalau ditanggapi serius akan terjadi perdebatan yang bisa jadi malah Debat Kusir.
Debat Menang maupun Debat Kalah tidak ada faedahnya & justeru malah malu sendiri.
Tidak mau mendebatnya serius karena masih Sangat Hormat bahwasanya Beliau Sang Paklik Sendiri.
Apapun & bagaimanapun alasannya tetap hormat ta'zdiim kepada Beliau.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Dengan jawabanmu yang seperti itu, bagaimana reaksi Beliau ... ?
SUHU :
Beliau langsung diam & mayoritas yang ada di situ juga ikut terdiam padahal sebelumnya ikut larut dalam perkataan nylethuk tsb.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Sikapmu & tindakanmu sungguh sudah benar & tepat ... !
Nah ... ! Sekarang tunggu apalagi, segera pulanglah & tinggalkan Kraksaan ... !
SUHU :
Urusan Paklik Zainur Rohmat, serahkan kepada Paklikmu ini ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Tidak sesederhana itu Paklik ... !
Sungguh SUHU tidak ingin Panjenengan berdua :
1. Debat Kusir.
2. Adu mulut.
3. Putus silatur rohim.
Butuh waktu & proses Paklik ... Biarlah berjalan alamiah ... !
Yaaak ... Paklik sangat berharap kau mau pulang Kampung ke sini & sekaranglah waktu yang tepat, apalagi sudah lama di Krajsaan ... !
Sudah berapa tahun di sana ... ?
SUHU :
Sudah ± 24 tahun Paklik ... !
Begini lhooo Paklik ... Sekiranya bisa pulang kampung namun mungkin tidak di sini ... ?
Lalu bergumam di hati,"Paklik sesungguhnya saat ini sedang berjuang urus mutasi agar bisa pulang kampung. Kemarin 2-5-2012 masukkan Berkas Mutasi ke Bupati Probolinggo Bapak Hasan Aminuddiin lewat Kantor DIKNAS Kraksaan. Hari ini 3-5-2012 jam 08.00 WIB tadi masukkan Berkas Mutasi ke Bupati Tuban Bapak KH. Fathul Hudaa lewat Kantor DIKDISPORA Kabupaten Tuban. Mohon ma'af Paklik, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk sampaikan hal ini ke Panjenengan kuatir bocor & ada Pihak-Pihak Tertentu yang membikim Jalan Buntu. Kan bisa berabeee dooong ... !".
Paklik Abu Nazaruddiin :
Mengapa kok begitu ... ?
SUHU :
Malas, ogah Paklik ... !
Alasannya antara lain :
1. Jikalau pulang ke sini, tidak mungkin SUHU mengajari Penduduk Jamaa'ah sini dengan :
a. Gaya Fiqih ASWAJA NU meski di Era Mbah Kakung hingga wafatnya tahun 1958 M pakai Gaya tsb.
b. Lalu berubah haluan pakai Gaya ASWAJA Muhammadiyyah yang bukan Gaya ASWAJA Muhammadiyyah Era Mbah KH. Ahmad Dahlan karena pasca wafatnya Beliau telah dikuasai Pemahaman Gaya Wahhaabyy.
c. Sedikit-sedikit Bid'ah Dlolaalah & Musyrik. Kenyataannya ketika Urusan Bid'ah dikaji secara mendalam & obyektif, Bid'ah itu tidaklah tunggal harga mati yang tidak bisa dipilah-pilah alias Ada Klasifikasinya sebagaimana Klasifikasi Jenis Setatus Perintah ALLOOH SWT & ROSUL-NYA NABII MUHAMMAD S'AW, Bukan berarti tidak setuju adanya itu. Hanya saja kenyataannya justeru Mereka malah melanggar jauh lebih berat daripada Kelompok ISLAAM Lainnya yang dicap sebagai Ahli Bid'ah & Gudangnya Bid'ah Yang Sesat Menyesatkan, padahal pada awalnya sejak SMP Kelas I tahun 1978 hingga menjadi Guru PNS ikut pahami Bid'ah Itu Harga Mati Yang Tidak Bisa Ditawar Lagi. Namun kesemuanya ambyar buyar ternyata Mereka tidak konsekuen dan konsisten dengan Prinsip Bid'ah Tunggalnya Itu dan justeru lebih mantab meyaqiini Bid'ah Itu Ada Klasifikasinya. Adapun yang jenis Bid'ah Haroom tentu sepakat 100 ℅.
d. Paklik ... ! Justeru dengan konsep Bi d'ah Tunggal itu sumber masalah terjadinya benturan Sesama Ummatu ISLAAM yang tidak akan pernah bisa saling kompromi hingga Yaumul Qiyaamah Kubroo Tahap I yang hanya berlaku bagi Penduduk ISLAAM yang mendapatkan Setempel IIMAAN.
e. SUHU pakai Gaya Muhammadiyyah yang Wahhaabyy juga tidak mau.
f. SUHU ini tidak benar-benar kuasai 'Ilmu Agama ISLAAM dengan akar Kitaab Kuningnya yang beranekaragam dari berbagai Disiplin 'Ilmu alias Tidak Pandai & 'Aalim namun juga Tidak Bodoh bin Bloon Paklik ... ! IQ jenius tidak tetapi IQ Jongkok bin Idiot juga tidak ... !
g. Biarlah di sini tetap terapkan Gaya Fiqih ASWAJA Muhammadiyyah asal jangan Wahhaabyy amatlah. Benturan NU Vs Muhammadiyyah cukuplah di Masa Silam saja & janganlah berkepanjangan Sepanjang Zamaan.
Asalkan NU & Muhammadiyyah bisa Guyup Rukum, Saling Harga Perbedaan, Saling Hormati & Saling Toleransi itu jauh lebih baik.
Paklik ... !
Tidaklah mungkin, Orang ISLAAM SeIndonesia "NU Semua" & bunuh tanpa sisa yang "Non NU" ... !
Tidaklah mungkin, Orang ISLAAM Indonesia, "Muhammadiyyah Semua" & bunuh semua tanpa sisa yang "Non Muhammadiyyah"...!
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lhooo ya jangan pakai istilah Wahhaabyy, kok tidak paslah !
SUHU :
Begini lhooo Paklik ... ?
Penyematan nama itu ya tidak salah karena Tokoh Pelopor Utananya kan Syaich 'Abdul Wahhaab, lalu banyak yang mengikutinya bahkan sukses merangkul Penguasa 'Arab Saudi di saat itu hingga akhirnya menjadi dominan & menambahkan sebagai Haakim yang tentukan keabsahan Praktek "RUKUN IIMAAN, ISLAAM & IHSAAN" menuju "TAQWAA" yang harus dipatuhi oleh Siapapun.
Pakai nama MUHAMMADISME atau ISLAAMISME juga tidak pas karena Semua Firqoh ISLAAM 73 Golongan, apapun alasannya toh :
1. Sama-sama UMMATU NABII MUHAMMAD S'AW.
2. Sama-sama UMMATU ISLAAM asalkan Dia Kalimah Syahaadahnya (Syahaadataini) Sama Persis.
Paklik ... !
Dalam 'Ilmu Ekonomi penyematan julukan tsb. merupakan hal yang lumrah & logis karena mengikuti Pemahaman Seseorang misalnya :
1. Semithisme karena mengikuti pemikiran & pemahaman Bapak Adam Smith yang merupakan Bapak 'Ilmu Ekonomi, sekaligus Bapak 'Ilmu Klasik & Bapak 'Ilmu Ekonomi Liberal.
2. Marxisme karena mengikuti pemikiran & pemahaman Bapak Karl Marx yang merupakan Bapak 'Ilmu Ekonomi Sosialis yang menentang keras 'Ilmu Ekonomi Gaya Adam Smith.
3. Keynesianisme karena mengikuti pemikiran & pemahaman Bapak John Maynard Keynes (J.M. Keynes) yang merupakan Bapak 'Ilmu Ekonomi Modern sekaligus Bapak 'Ilmu Ekonomi Liberal Modern.
Paklik Abu Nazaruddiin :
Lho Yaaakkk ... !
Pokoknya Paklikmu sangat berharap agar Dirimu segera pulang Kampung ke sini.
Adapun urusan nantinya benar-benar bermukim di Tanah Peninggalan Bapakku & itu Kakekmu PP. Beron sini atau di tempat lain yang tadi katanya butuh tempat yang netral di mana bisa hidup berdampingan secara damai di tengah-tengah perbedaan & persamaannya di antara Sesama UMMATU ISLAAM yang terpecah menjadi 73 Golongan maka yang terpenting Dirimu itu :
1. Tidak tinggal di Kraksaan selamanya, wafat & dimakamkan di sana.
2. Bisa segera pulang dulu ke Beron sini.
3. Selebihnya sambil melihat perubahan kondisi situasi kondusif di sini.
4. Selanjutnya ambil keputusan, lanjutkan perjuangan Mbah Kakungmu untuk hidupkan kembali PP. Beron & berjaya seperti di Masa Silam di tempat ini atau tempat lain yang kau inginkan itu Urusan Nanti.
5. Pokoknya pulanglah ... !
BAGIAN VI.
Dialog Panjang SUHU Dengan Paklik Abu Nazaruddiin & Datangnya Do'a Restunya Yang Memang SUHU Tunggu Selama ± 17 Tahun (Tahun 1995 - 2012)
Dialog Panjang Ditutup Dengan Datangnya Do'a Restu Beliau Buat SUHU.
SUHU :
Ooo Inggih Paklik ... !
Mohon Do'a Restu Panjenengan ... !
Ini perihal yang paling "ditunggu & dibutuhkan' oleh Keponakan Panjenengan ini ... !
Paklik Abu Nazaruddiin :
Yaaa ... !
Paklikmu memberikan Do'a Restu ke Dirimu ... !
Hari ini Paklikmu merasa lega, plong & bahagia banget karena bisa Dialog Penuh denganmu & paham utuh Siapa Dirimu Ini ... !
SUHU :
Demikian pula dengan Keponakan Panjenengan ini ... !
Sama seperti yang Panjenengan lihat & rasakan hari ini,
Namun dalam hati berkata :
"Mohon Ma'af Lahir Baathin Dunia Aachiroh Paklik karena ada 1 hal yang masih disembunyikan yakni belum bisa memberi tahu jikalau sedang proses berjuang keras untuk bisa Pulang Kampung di Beron sini ... karena :
1. Masih tahap memulai.
2. SK Mutasi belum diterima.
3. Tidak mau dirusuhi oleh Siapapun & Apapun baik yang Sepemshaman maupun Beda Pemahaman.
Lalu berpisah dengan Beliau & itupun sempat terhenti dengarkan 'Adzan Dzuhur & Do'a nya dan Dialognya Juga Harus Tuntas Karena Tinggal Sedikit Bahannya.
Beban SUHU sejak usia 10 tahun yakni SDN Punggulrejo Kelas 3 hingga 3 Mei 2012 menjadi terlepas ploooong & kantongi Do'a Restu Beliau.
Lalu disusul Do'a Restu dari Paklik Zainur Rohmat Sang Adik Paklik Abu Nazaruddiin pada hari Rabu, 10-5-2020 setelah sebelumnya 7 hari berurutan Beliau bertanya banyak tentang Liku-Liku Sejarah Pondok Pesantren Beron di Era Awwal yakni Periode Mbah Kakung KH. 'Abdul looh Affandyy Zainal Ma'aaruf Shoolihuuun yang biasa dipanggil dengan Mbah Kiyai Shoolihuuun Beron antara tahun ± 1927 M - 1958 M.
Setelah itu, sejak SUHU akhirnya benar-benar Sukses Mutasi ke Kabupaten dan mengajar pelajaran ekonomi sepenuhnya di SMAN 1 Tuban dan tinggalkan tidak mau terlibat langsung dengan segala liku-liku 'Ilmu TIK yakni Juli 2013 hingga Juni 2020.
Lalu 3 tahun mengajar di SMAN 1 Rengel karena pertimbangan utama merawat Ibunda yang sakit jelang Serangan COVID-19 hingga lenyap dari peredaran.
Lalu per 1-7-2023 SK Pensiun Dini datang karena semakin kewalahan merawat Ibunda, apalagi tuntutan kerja Guru PNS yang menjadi seolah-olah menjadi Pelayan Komputer 'PC, Laptop & Gadget' semakin membikin tidak berdaya.
Senyampang belum kacau balau semuanya & saling tersakiti maka Mau Tidak Mau Ambil Keputusan Pensiun Dini yang seharusnya waktu itu tinggal 2 tahun lagi.
Dua tahun terasa bagaikan 200 tahun.
Ternyata, Ibunda mau tidak mau harus direlakan menghadap kembali kepada ALLOOH SWT.
Beliau wafat pada hari Senin, 14-19-2924 jam 22.00 WIB dalam usia 85 tahun & dimakamkan di Pemakaman Keluarga Banii THOWISO Beron pada hari Rabu, 15-10-2024 dan baru tuntas usai Adzan Zduhur.
AL FAATIHAH 3x.
Ùˆ الØمد للّÙ‡ ربّ العالمين
صلّÙ‰ اللّÙ‡ على Ù…ØÙ…ّد
No comments:
Post a Comment