Hidangan Mata

Keterangan: Silahkan ganti tulisan berwarna merah dengan Url alamat blog anda. Pengaturan di atas berfungsi layaknya widget Recent Posts. Jika ingin menampilkan artikel-artikel berdasarkan label tertentu, anda bisa ganti kode false (ditandai warna hijau) dengan label (kategori) pilihan di blog anda. Contoh: tagName:"Kesehatan" 10000 (warna biru) untuk kecepatan pergerakan slider. Anda bisa merubahnya agar lebih cepat atau lebih lambat. Misal ganti menjadi 8000 agar lebih cepat atau 12000 agar lebih lambat, dst. 5. Jika sudah diatur semuanya, silahkan simpan dan lihat hasilnya. Kalau anda menghendaki agar tampilan slider ini hanya muncul di tampilan beranda (home) blog saja, silahkan baca postingan saya berikut ini: Cara Menyembunyikan atau Memunculkan Widget Hanya pada Tampilan Beranda Blog. Demikian. Semoga bermanfaat. Labels: Blogging Thanks for reading Cara Mudah Membuat Slider (Slide Show) Keren di Blog, Cukup Satu Langkah. Please share...!

Wednesday, 27 January 2021

Cuplikan Kisah Pejuang Perintis Kemerdekaan Nusantara Hingga LahirlahvNKRI Pancasila

 *Sugeng Kondur Kyai* 

(Santri Kinasih Hadratus Syaikh KH. Hasyim As’ari)

Sore itu, tepatnya pada hari Jum’at 25 Desember 2020 kami berkesempatan nderekke rombongan penggede NU yang dipimpin oleh KH,. Abdul Mu’im DZ (wasekjen PBNU)  bersama bapak Dr. Adnan Anwar sowan ke beliau, KH. Abdurrahman Bajuri yang tidak lain adalah santri Kinasih Hadratus Syaikh KH. Hayim As’ari. Bukan untuk kali pertama, melainkan sudah berulang kali KH Abdul Mun’im DZ sowan ke Mbah Abdurrahman. Bahkan keduanya sudah sangat akrab. Pernah sewaktu kami diperintahkan untuk sowan ke Simbah KH. Abdurrahman Bajuri, selalu saja yang ditanyakan pak Mun’im Dz. Selain karena mengharap barokah dari si mbah, sowan KH. Abdul Mun’im dalam rangka menggali data dan informasi terkait sejarah, peran dan keterlibatan KH. Hasyim Asya’ri terhadap  jamiyah Nahdlatul Ulama  dan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. 

Sebagaimana biasa, setiap kali sowan kami diwejangi oleh petuah, nasihat, do’a dan bahkan ijazah oleh beliau. Mendengarkan cerita beliau ketika mondok, membuat kami ikut larut pada peristiwa 80 tahun silam di mana banyak kisah dan kejadian yang mungkin tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Kaki ini seolah tidak mau beranjak dari kediaman beliau setiap kali sowan. Karena pesan-pesan beliau sarat akan makna ditambah dengan selingan humor ala santri, menambah kesempurnaan  sowan kami kala itu. 


Sambil terbata-bata  KH. Abdurrahman bercerita kepada kami:

“ _Mbah Hasyim Niku peraupane Gagah sanget, ora kalah karo wong Londo, gedi duwur karang keturunane Sunan Giri. Tur setiap panyuwunan mbah Hasyim, niku katah engkang diijabahi deneng Pengeran. Lucune meneh, saben dicekel karo tentara Londo utuwo Jepang, kui mesti ra klakon dipenjara. Mesti langsung kondur. Sampek santri kui wes podo niteni. Karomah mbah Hayim Niku saget ngumpulke Kyai-kyai se-Nusantara, padahal panjenengan mangertos kyai-kyai puniko sami gadah santri lan kesibukan piyambak. Ning nyatane, kabih do iso nyelake kumpul wonten Tebuireng. Kumpule puniko mboten namung sekedap, kadang sampai 3 bulan. Lan sedoyo kebutuhan kagem poro kyai termasuk daharane niku mbah Hasyim engkang nanggung. Kulo matur ngeten, amargi kulo sek bagian masak (lanjut beliau). Poro kyai engkang sami rawuh puniko menawi siang ngaos Bukhori Muslim langsung dipimpin kalian mbah Hasyim, lan dalune kagem mujahadah, nyuwun kemerdekaan Indonesia. Amargi mbah Hasyim asering ngendiko, Agama Islam niku sulit untuk berkembang, menawi Negarane durung Meredeka. Mongko merdeka niku harga mati” tutur beliau._ 


Beberapa pesan beilau KH. Abdurrahman yang kami ingat :

1. Pada tahun 1938 Pondok pesanten  Tebuireng Jombang, asuhan KH. Hasyim As’ari semua santri diwajibkan mencium bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

2. Kyai yang paling berani menyuarakan kemerdekaan Indonesia pada pengajian-pengajian Akbar itu Kyai Hasyim.

3. Bung Karno, seringkali sowan langsung ke Mbah Hasyim Asy’ari dalam rangka meminta pendapat tentang tatanan dan dasar Negara serta keperluan lainnya yang berkaitan dengan kemajuan bangsa.

4. Mbah Hasyim pesan kepada para Santri dan pengurus NU sebisa mungkin membaca “لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ” minimal 100 kali, selain untuk menghilangkan kefakiran juga agar hajat kita senantiasa dikabulkan oleh Allah. 


Setelah 3 (tiga) jam lamanya kami sowan, tibalah saatnya untuk kami berpamitan. Namun sepertinya langit sudah memberikan isyarat, seolah melarang kami untuk beranjak pergi, karena ini adalah pertemuan untuk yang terakhir kalinya. Guyuran hujan yang begitu lebat tidak seperti biasanya, memaksa kami tetap harus pergi meninggalkan kediaman beliau, karena khawatir beliau lelah, mengingat usia beliau yang sudah mendekati 100 tahun. 

 

Sugeng kondur kyai, kito nyekseni panjenengan piyantun sae. Mugi pinaringan sedo engkang Khusnul khotimah. Amin …


Purworejo, 26 januari 2021

Imam Turmudi,  Purworejo

0 Comments:

Post a Comment