Nafsul mutma'innah.
nafsul muthma’innah, bukan nafsu yang senantiasa menyesali diri (nafsul lawwamah) ataupun nafsu yang selalu mengajak kepada keburukan (nafsu ammarah bi suu’).
Pertama: Senantiasa Berzikir/Mengingat Allah
Allah ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang hatinya merasa tentram karena mengingat Allah. Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah maka hati akan menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d: 28)
Seorang hamba akan memiliki jiwa yang tenang tatkala ia selalu berusaha mengingat Allah, baik dalam keadaan bersama orang ataupun sendiri, dalam posisi duduk, berdiri, ataupun berbaring. Allah ta’ala berfirman,
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
“Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring.” (QS. Ali ‘Imran: 191)
Allah ta’ala memerintahkan pula agar kita selalu berzikir kepada-Nya dan tidak lalai dari mengingat-Nya. Allah ta’ala berfirman,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآَصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
“Dan ingatlah Rabbmu di dalam hatimu dengan penuh perendahan diri, merasa takut, dan tanpa mengeraskan suara di waktu pagi ataupun di waktu sore. Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raaf : 205).
Dengan berzikir kepada Allah maka hati akan hidup. Syaikhul Islamrahimahullah mengatakan, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Lalu apakah yang akan terjadi pada seekor ikan jika dipisahkan dari air?” (lihat Al Wabil Ash Shayyib).
Kedua: Merasa Takut Akan Makar Allah
Seorang hamba yang selalu mengingat Allah akankah ia terus menerus berbuat maksiat tanpa menyimpan perasaan menyesal dan tekad kuat untuk tidak mengulangi kemaksiatannya? Akankah dia merasa aman dari makar Allah? Hasan Al Bashrirahimahullah mengatakan,
المؤمن يعمل بالطاعات وهو مُشْفِق وَجِل خائف، والفاجر يعمل بالمعاصي وهو آمن
“Orang mukmin mengerjakan berbagai ketaatan dalam keadaan takut, hati yang bergetar, dan penuh kekhawatiran. Adapun orang yang fajir (pendosa) melakukan berbagai kemaksiatan dalam keadaan merasa aman.” (lihat Tafsir Ibnu Katsir terhadap QS. Al A’raaf ayat 99)
Allah ta’ala berfirman,
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Apakah mereka merasa aman dari makar Allah, tidak ada yang merasa aman dari makar Allah selain orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raaf : 99).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau melihat Allah memberikan kesenangan dunia kepada seorang hamba padahal dia sedang bergelimang dengan kemaksiatan, sesungguhnya itulah sebenarnya istidraj.” (HR. Ahmad, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abi Hatim)
Ketiga: Menghadirkan Perasaan Selalu Diawasi Allah
Allah ta’ala berfirman,
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ () وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
“Allah yang melihat kalian ketika berdiri untuk sholat serta menyaksikan perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (QS. Asy Syu’ara: 218-219)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada.” (QS. Al Hadid: 4)
Allah ta’ala juga berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
“Sesungguhnya Allah, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya baik yang ada di bumi ataupun yang ada di langit.” (QS. Ali ‘Imran: 5).
Allah ta’ala juga berfirman,
إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ
“Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi.” (QS. Al Fajr: 14)
Allah ta’ala juga berfirman,
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
“Allah mengetahui pandangan mata khianat serta apa yang tersembunyi di dalam dada.” (QS. Ghafir : 19).
Keempat: Mencintai Allah Dengan Murni
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Ketahuilah, sesungguhnya kecintaan yang paling berguna secara mutlak, cinta yang paling wajib, cinta paling tinggi dan paling mulia adalah mencintai sesuatu yang menjadikan hati tunduk mencintai-Nya; yaitu sesuatu yang menciptakan seluruh makhluk demi beribadah kepada-Nya. Dengan dasar cinta inilah langit dan bumi tegak. Di atas tujuan inilah seluruh makhluk diciptakan. Inilah rahasia kalimat syahadat la ilaha illallah. Karena makna ilah adalah sesuatu yang menjadi dipuja oleh hati dengan rasa cinta, pemuliaan, pengagungan, perendahan diri dan ketundukan. Sedangkan ketundukan dan peribadatan tidak boleh ditujukan kecuali kepada-Nya semata. Hakikat ibadah itu adalah kesempurnaan rasa cinta yang diiringi dengan ketundukan serta perendahan diri yang sempurna. Kesyirikan dalam hal ibadah jenis ini merupakan tindakan zalim yang paling zalim yang tidak akan diberikan ampun oleh Allah. Allah ta’ala dicintai karena kemuliaan diri-Nya sendiri yang sempurna dari seluruh sisi. Adapun selain Allah, maka ia dicintai apabila bersesuaian dengan kecintaan kepada-Nya.”
Semoga manfaat.
Friday, 5 August 2016
Home »
Tazkiatun Nafsi
» Merawat Nafsul Muthmainnah
Merawat Nafsul Muthmainnah
Related Posts:
Setiap Anak Memiliki Bakatnya & Garis Taqdirnta Masing-MasingAnakku ranking ke-23 ... Di kelasnya ada 25 orang murid,setiap kenaikan kelas,anak perempuanku selalu mendapat ranking ke-23. Lambat laun ia dijuluki … Read More
Rela Berkorban Justru Di Saat Masa Sulit*KISAH INSPIRATIF INI PERNAH SAYA COPAS SDH AGAK LAMA BANGET, TEMAN YANG LAIN JUGA ADA YANG MENGUPLOAD DI GROUP SEBELAH JUGA MUNCUL,,BAGI KITA INI INS… Read More
Perselisihan Sungguh Pengantar Bencana !Ingat n camkan baik2 tulisan ini. 1. Kalau berselisih dengan pelanggan... walaupun kita menang... Pelanggan tetap akan lari... 2. Kalau berseli… Read More
Betapapun Beratnya, Hadapilah Dunia Dengan Senyum ... !Orang bijak berkata, “Kebiasaan belum tentu BENAR, tapi KEBENARAN perlu dibiasakan. Kebiasaan belum tentu BAIK, tapi KEBAIKAN perlu dibiasakan&#… Read More
Hidupmu Untuk Dunia ataukah Achirat ?Lembutnya nasihat ni... Baca perlahan-lahan dan Baca Sampai Akhir _*Anda Akan Terpukau*_ ▁▂▃▄❤❤▃▂ … Read More
0 Comments:
Post a Comment